Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berdoa dengan Kaki

19 Februari 2021   01:10 Diperbarui: 19 Februari 2021   12:22 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebiasaan jalan kaki sudah aku lakukan sejak kecil di tanah air. Simbah kakungku berasal dari perbukitan menoreh Kalibawang. Di Kalibawang ini juga terdapat tempat perziarahan bunda Maria Sendang Sono. 

Setiap bulan Mei dan Oktober bulan Maria, saya sering diajak mbah Kakung ke Gua Maria ini tentu saja mampir ke saudara-saudara yang tinggal di dekat Gua Maria. Saat masih SD kelas 2 kelas 3 aku rasakan perjalanan dari jalan utama pemberhentian bis ke gua Maria begitu jauh dan jalanan pun masih jalan lumpur dan tanah yang terkadang mendaki. Singkat kata perjalanan ini melelahkan tetapi menyenangkan.

Berangkat dari pengalaman ini aku ikut kelompok Ziarah jalan kaki di paroki kami, St. Martin Dietzenbach Jerman. Setahun sekali kami melakukan ziarah, tepatnya pada hari raya perayaan Tubuh dan Darah Kristus, orang Jerman bilang Frohnleichnam yaitu  2 minggu setelah hari raya kenaikan Isa Al Masih  atau Kristus naik ke surga. 

Kelompok ini dipimpin oleh seorang Imam. Peserta seluruhnya lebih dari 60 orang. Usia peserta paling muda 15 tahun paling tua 80tahun. Terdiri dari berbagai profesi pekerjaan tetapi mempunyai hobi yang sama jalan kaki atau wandern. 

Pada minggu-minggu tersebut berdatangan peziarah dari berbagai penjuru ke Basilika Wahldürn. Walhdürn terletak di negara bagian Baden-Wütternberg, sekitar 100 Km dari Frankfurt dan 86 Km dari Dietzenbach, tempat tinggal kami. 

Mengapa mereka berdatangan ke Basilika Wahldürn, menurut cerita, tahun 1330 seorang imam bernama Heinrich Otto menumpahkan piala pada saat konsekrasi. Konsekrasi adalah bagian dari rangkaian misa kudus di mana kami orang katholik percaya, saat itu anggur berubah menjadi darah Kristus. 

Anggur tertumpah pada kain putih alas piala saat konsekrasi, kain putih ini namanya Korporale. Di atas Korporale ini tertumpah anggur yang sudah dikonsekrasi. Di atas korporale atau kain putih itu di dapati percikan darah dengan gambar wajah Yesus. Pastur Otto merahasiakan hal ini dan membuka rahasia itu disaat sebelum meninggal. 

Kain korporale itu sampai sekarang bisa dilihat dan disaksikan peziarah, dipajang dengan bingkai emas dan diletakkan di almari kaca. Pada minggu-minggu sesudah paskah almari kaca ini dibuka penutupnya. 

Peziarah dari segala penjuru Jerman berdatangan. Banyak dari mereka berhari-hari jalan kaki seperti kami. Kami berjalan 88 Km selama 3 hari. Berjalan melewati jalan setapak menembus hutan dan pegunungan Odenwald. Kami bermalam di Pilgerhaus  penginapan sederhana untuk peziarah. 

Perjalanan ini aku namakan berdoa dengan kaki. Dengan jalan kaki kami menikmati keindahan Jerman dengan mata lain. Menghirup udara segar menyusuri hutan, ladang-ladang gandum, perkebunan anggur. Kaki terkadang ngilu dan lecet-lecet, tetapi kami saling menyemangati. Sepanjang jalan kami isi dengan saling cerita, doa-doa dan nyanyi bersama, terkadang juga diam menikmati langkah-langkah saja. 

Di sini aku juga belajar sabar dan menerima. Melangkah setapak demi setapak, terkadang jalan mendaki, licin karena hujan atau berbatu-batu. Tekadang matahari begitu menyengat atau hujan deras, tetapi kami terus berjalan. Tentu saja kami kadang-kadang berhenti untuk mengumpulkan energi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun