Kemajuan teknologi yang semakin maju menghasilkan aplikasi yang dapat mengakses beragam macam informasi yang ada, salah satunya adanya internet. Dengan adanya internet, manusia mudah mencari dan mendapatkan informasi yang sedang hype di zaman ini, namun dewasa ini sudah banyak orang yang termakan berita yang tak sesuai fakta atau disebut juga hoaks.
Akibat dari penyebaran berita hoaks, mampu memicu kesalahapahaman antara kedua belah pihak sehingga dapat membuat suasana menjadi tidak terkendalikan. Salah satu contohnya, ketika adanya Pemilihan Umum Presiden banyak beredar berita hoaks di sosial media yang menyebabkan perang di internet, masyarakat banyak yang saling serang opini untuk menjatuhkan pihak minoritas dan membela pilihannya antara paslon 1 maupun 2.
Karena, keadaan sudah tidak kondusif dan takut adanya hal yang tak diinginkan, pemerintah memutuskan untuk mematikan jaringan internet selama beberapa hari. Untuk itu, kita sebagai masyarakat jangan gampang percaya dengan berita yang belum diketahui kebenarannya dan harus bisa memilah mana berita yang benar atau hoaks.
Peperangan secara besar-besaran akan terjadi ketika mendekati akhir zaman, berdasarkan eskatologi Kristen disebut sebagai Perang Harmagedon. Perang ini dianggap sebagai peperangan yang sangat dahsyat. Pemimpin dari perang ini adalah antikristus atau lebih sering dikenal dengan sebutan dajjal.
Dalam Alkitab sudah tertulis dalam Wahyu 16:1-16 mengenai perang ini, di ayat ini menunjukkan adanya malapetaka besar bagi orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus. Ayat 14 menunjukkan bahwa "roh-roh setan akan mengadakan perbuatan ajaib dan mendapatkan raja-raja di dunia untuk mengumpulkan mereka mengikuti peperangan besar", dan dalam ayat 16 tertulis "Lalu ia mengumpulkan mereka di tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon".
Kata ia dalam ayat tersebut merujuk pada antikristus yang mengajak seluruh bangsa supaya mereka berkumpul di Harmagedon dengan tujuan untuk menghancurkan Kristus ketika Ia datang kedua kalinya ke dunia ini. Perang ini akan menjadi konflik yang sangat meledak antara kuasa kejahatan dengan kuasa kebaikan.
Dalam menghadapi perang ini, kita harus bisa melawannya, karena yang diukur bukan seberapa hebatnya negara sekalipun negara adidaya yang memiliki senjata canggih ataupun dari diri kita yang kuat secara fisik, melainkan soal sikap hati dan moral kita ketika hidup di dunia ini.
Perang ini terlihat bukan secara fisik, namun lebih mengarahkan pada perang rohani kita. Untuk itu, kita sebagai umat manusia harus mampu berjaga-jaga supaya tingkah laku kita selaras dan sesuai dengan firman Tuhan.
                                                                *Penulis adalah mahasiswa Semester 1, mata kuliah Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA