Semangat anak muda tidak hanya lahir di arena kemenangan, tetapi juga dalam kesungguhan menjalankan tanggung jawab di balik layar.
Kegiatan Canisius College Cup XL 2025 kembali menggema dengan penuh semangat dan antusiasme. Selama delapan hari, ratusan pertandingan dan ribuan interaksi menjadi saksi bagaimana anak muda menyalakan energi kolaborasi dan sportivitas. Lebih dari 200 sekolah berpartisipasi, dengan dukungan 500 panitia yang bekerja tanpa henti untuk memastikan setiap detik kompetisi berjalan dengan baik. Dari lapangan basket yang bergemuruh, tribun voli yang riuh, hingga arena debat yang menegangkan, seluruh suasana terasa hidup. Di tengah kemeriahan itu, tersimpan nilai-nilai penting yang membentuk karakter generasi muda: kerja keras, tanggung jawab, dan cinta terhadap proses.
Kegiatan besar bukan hanya soal hasil akhir, tetapi tentang proses membangun diri melalui tanggung jawab dan kebersamaan.
Selama tiga hari pertama, saya bertugas di seksi perlombaan tenis meja. Tugasnya sederhana, tetapi menuntut ketelitian: menjadi ballboy dan mencatat scoresheet setiap pertandingan. Meski tampak kecil, tanggung jawab itu mengajarkan arti kedisiplinan dan kerja sama yang nyata. Kami, para panitia, harus sigap, saling menolong, dan menjaga fokus sepanjang pertandingan. Setiap kali bola jatuh dan skor berubah, kami belajar bahwa hal-hal kecil pun menentukan kelancaran sebuah acara besar.
Namun, pengalaman paling berkesan terjadi pada pertandingan SMA Fons Vintae 1 melawan SMAN 3 Tangerang Selatan. Pertandingan itu menjadi salah satu momen paling menegangkan sepanjang perlombaan. Kedua tim bermain dengan strategi dan ketenangan luar biasa. Fons Vintae 1, yang biasanya menjadi juara bertahan, harus menerima kenyataan tersingkir sebelum mencapai babak final, sebuah hasil yang mengejutkan banyak penonton.
Hal yang paling menarik bukanlah siapa yang menang, melainkan bagaimana tim SMAN 3 Tangerang Selatan membangun semangat dan kepercayaan diri sebelum bertanding. Para pemain mereka selalu menyempatkan diri untuk menepuk tangan para suporter — sebuah simbol dukungan yang sederhana tapi bermakna dalam. Dari situ, terlihat jelas bagaimana chemistry dan rasa percaya satu sama lain bisa menjadi kekuatan yang menentukan hasil pertandingan.
Dari pertandingan itu, saya belajar bahwa semangat juang tidak hanya muncul dari ambisi untuk menang, tetapi juga dari kemampuan menghargai proses, menghormati lawan, dan memupuk kepercayaan diri melalui kebersamaan. Di sinilah makna sejati sportivitas terasa hidup.
CC Cup bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan ruang pembelajaran karakter yang tumbuh dari kerja sama dan semangat juang.
Di luar arena pertandingan, suasana CC Cup selalu dipenuhi tawa, sorak, dan rasa bangga. Panitia dari berbagai seksi saling bantu tanpa pamrih. Ada yang memastikan peralatan siap, ada yang menjaga jadwal, ada pula yang mengatur kebersihan dan keamanan. Setiap peran, sekecil apa pun, memiliki arti penting. Semua saling melengkapi dan menjadikan kegiatan ini lebih dari sekadar event olahraga, melainkan wadah untuk belajar menjadi pribadi yang berkarakter.