Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Obat Khawatir yang Manjur (Filipi 4:6-7)

27 Februari 2025   00:02 Diperbarui: 28 Februari 2025   22:33 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sebuah bulu yang terbang akan jatuh ke tangan seseorang. Sumber: Unsplash/Javardh

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus (Filipi 4:6-7).

Kompasianer yang terkasih, artikel ini adalah sambungan tulisan saya dari artikel sebelumnya yang berjudul: "Kesusahan Cukup Untuk Hari Ini Saja", yang membahas tentang rasa khawatir yang biasanya dialami oleh manusia, khususnya yang berkenaan dengan kebutuhan hidup secara jasmani. Setiap orang, termasuk saya, pernah atau sering dihinggapi rasa khawatir mengenai kebutuhan sehari-hari ketika tidak punya uang pada saat diperlukan. Apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam Matius 6:25,34 dan diulang oleh rasul Paulus di ayat pokok di atas mengenai "jangan kuatir" yang ditujukan kepada pengikut Kristus maksudnya ialah jemaat dilarang terus menerus memikirkan masalah yang saat itu tidak dapat diselesaikan karena keterbatasan mereka. Jadi, jemaat dengan sengaja atau tidak sengaja bisa khawatir akan suatu masalah, namun tidak boleh larut dalam kekhawatiran itu.

Rasul Paulus memberikan solusi sederhana kepada jemaat Filipi dan kepada kita jemaat masa kini ketika sedang menghadapi masalah yang menyebabkan kekhawatiran di ayat 6 yaitu: "tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah". Kata 'nyatakanlah' dari teks Yunani aitema yang berarti memohon atau meminta kepada Tuhan dengan rasa kesungguhan dan kerendahan hati. Yang pertama, dalam doa kepada Allah. Kata 'doa' dari teks Yunani proseuche yang artinya tindakan berdoa kepada Tuhan, menekankan hubungan pribadi dan komunal dengan-Nya. Yang kedua, dalam permohonan kepada Allah. Kata 'permohonan' dari teks Yunani deesis yang artinya doa yang spesifik dan sungguh-sungguh, seringkali dalam konteks mencari campur tangan atau bantuan ilahi. Yang ketiga, dengan ucapan syukur kepada Allah. 'Ucapan syukur' dari teks Yunani eucharistia yang berarti bersyukur kepada Tuhan atas rahmat, rezeki dan berkat-Nya.

Dengan demikian, meskipun kita sedang dalam kesulitan yang membuat khawatir, namun segera kita ingat ada Bapa di sorga yang mengasihi kita, kepada-Nya kita datang dengan kerendahan hati untuk menyatakan ketidakberdayaan kita saat itu untuk memohon pertolongan-Nya. Tidak lupa kita mengucap syukur dengan mengakui berkat pemeliharaan-Nya di hari kemarin dan mempercayai Dia akan menolong kita juga pada hari ini. Berdoa, memohon dan mengucap syukur bagaikan obat khawatir yang manjur bagi kita ketika melakukannya. Ketiga hal tersebut sangatlah mudah untuk dilakukan, tetapi banyak jemaat yang enggan untuk melakukannya sehingga kekhawatiran itu menjadi semakin menekan hati dan pikiran mereka.

Akibat langsung dari berdoa, memohon dan mengucap syukur ada di ayat 7 yaitu kita akan menerima damai sejahtera Allah. Damai sejahtera dari teks Yunani eirene yang artinya ketenangan, keharmonisan dan kesejahteraan. Damai sejahtera yang diberikan Allah ini melampaui segala akal! Kata 'melampaui' dari teks Yunani huperecho yang artinya unggul; mencerminkan nilai-nilai transformatif. Jadi, damai sejahtera Allah itu mengungguli segala akal manusia yang manipulatif yang menyebabkan hati dan pikirannya dikuasai kekhawatiran. Transformasi nilai-nilai Kerajaan Allah pun terjadi di akal kita sehingga hati dan pikiran terpelihara dengan aman secara terus menerus di dalam Kristus Yesus. Dengan demikian, Allah menyelesaikan sumber masalahnya lebih dulu yaitu kekhawatiran di dalam hati dan pikiran kita, setelah itu kita akan mendapat pertolongan-Nya untuk masalah yang di luar. Amin, Tuhan Yesus Kristus memberkati.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun