Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nyanyian Baru, Nyanyian Kemenangan (Mazmur 149)

31 Oktober 2023   15:44 Diperbarui: 31 Oktober 2023   16:00 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Sebuah pohon kecil di tengah padang rumput yang hijau dengan langit mendung. Sumber: Pixabay / Bessi

Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh ... Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan. Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka! (Mazmur 149:1, 4-5).

Kompasianer yang terkasih, mazmur ini menceritakan tentang kemenangan Israel atas bangsa-bangsa yang menindas dan menganiaya mereka. Puji-pujian tersebut sebagai pengakuan Israel bahwa Tuhanlah sumber kemenangan itu, bukan karena jasa atau kekuatan mereka sendiri.

Nyanyian baru, nyanyian kemenangan yang telah memberi Israel keselamatan adalah nyanyian yang dilakukan oleh orang-orang saleh (ayat 1, 5) dan orang-orang yang rendah hati (ayat 4). Orang-orang saleh menunjuk kepada orang-orang yang hidup dalam perjanjian Tuhan, yang beriman, yang taat, yang mau mengikuti jalan-Nya. Orang-orang yang rendah hati adalah orang-orang yang tidak memberontak ketika mereka ada di dalam penganiayaan dan penindasan itu.

Kemenangan Israel berarti kekalahan bagi bangsa-bangsa yang pernah menganiaya dan menindas mereka. Ayat 6 menyerukan agar Israel melakukan pembalasan, tetapi bukan pembalasan yang bersifat pribadi, tetapi demi menegakkan keadilan Allah. Pedang bermata dua menunjukkan penghukuman Allah atas bangsa-bangsa itu. Bentuk penghukuman Allah yang dinyatakan:

1.  Membalas bangsa-bangsa setimpal dengan kejahatan mereka (ayat 7).

2.  Membelenggu kuasa kejahatan (ayat 8).

3.  Melaksanakan penghukuman sesuai dengan firman Tuhan (ayat 9).

Jika Israel Perjanjian lama mengalami penganiayaan dan penindasan dari bangsa-bangsa, maka sesungguhnya kita umat Kristen Perjanjian Baru sadar betul, bahwa musuh kita bukanlah darah dan daging (manusia), musuh kita bukanlah keadaan, tetapi musuh kita adalah penguasa-penguasa di udara (Iblis dan roh-roh jahat) yang telah memberikan kekuatan kepada kita untuk berbuat dosa.

Kita tidak dapat keluar dari kuasanya, kita tertindas dan teraniaya serta menderita karena menanggung akibat oleh dosa-dosa itu. Kita cinta dunia, cinta diri, dan tidak mengenal kasih Allah dan Yesus Kristus secara pribadi. Tetapi, pada akhirnya kita dapat menyanyikan nyanyian baru, nyanyian kemenangan karena Yesus Kristus dari sorga, Ia datang sebagai manusia, mengambil rupa seorang hamba untuk merasakan penderitaan dan penganiayaan bahkan mati di kayu salib akibat kutuk dosa itu (Galatia 3:10-13; Filipi 2:6-8) meskipun Ia tidak berbuat dosa (Ibrani 4:15).

Dan Yesus Kristus datang untuk menggantikan kita yang berdosa dengan Ia mati di kayu salib supaya kita yang seharusnya dihukum diperdamaikan dengan Allah, dibebaskan dari belenggu dosa dan kita dapat menikmati kehidupan di dalam kasih karunia-Nya dengan menjadi anak-anak Allah (Roma 3:23-25; 5:1-11; 8:1-17).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun