Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tuhan Itu Satu-Satunya Penolong dan Harapan (Mazmur 146)

7 Oktober 2023   21:45 Diperbarui: 7 Oktober 2023   21:50 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Matahari terbit dengan indahnya di antara perbukitan. Sumber: Unsplash / Artem Sapegin

Berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong, yang harapannya pada TUHAN, Allahnya. Dia yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; yang tetap setia untuk selama-lamanya (Mazmur 146:5-6).

Kompasianer yang terkasih, mazmur ini dibuka dan ditutup dengan "Haleluya!" (ayat 1 dan ayat 10). Ini adalah suatu ajakan bagi kita untuk memuji Tuhan. Tetapi, memuji Tuhan bukan sekedar kata-kata yang terucap begitu saja, pujian itu merupakan pengakuan iman; mengakui Tuhan ada dan hadir bagi umat-Nya. Pemazmur tidak hanya mengajak kita, namun ia mengajak jiwanya juga untuk memuji Tuhan, yang mungkin saja waktu itu jiwanya sedang tertekan, takut dan cemas sebagaimana kita pada hari ini.

Di sini pemazmur sedang membagikan solusi yang terbaik dari hal yang terburuk adalah ketika kita memuji Tuhan, karena dengan melakukannya maka jiwa kita mendapatkan damai dan sejahtera, sesuai dengan janji Tuhan. Pada ayat 2, menunjukkan komitmen yang kuat dari pemazmur meskipun ia dalam masa yang sukar, tetapi ia percaya dengan iman bahwa Tuhan memberikannya kekuatan ketika ia memuji Tuhan ketimbang ia bersungut-sungut dan mengutuki keadaannya.

Sebagai orang beriman kita memuji Tuhan sebagai bukti bahwa kita adalah orang yang hidup. Kasih karunia Tuhan itulah yang menghidupkan kita, jadi sudah sepatutnya Ia dipuji. Kalau kita masih ada sampai hari ini, itulah bukti Tuhan ada, menyertai dan memberkati kita. Ayat 3-4 menjadi peringatan bagi kita. Para bangsawan atau pejabat, para elit atau orang-orang kaya adalah manusia terbatas yang tidak boleh kita bersandar untuk memperoleh pertolongan.

Kita hanya mempunyai Tuhan sebagai satu-satunya penolong dan harapan. Kita percaya Tuhan hadir dan menolong kita bukan hanya pada saat-saat tertentu, tetapi kapan pun Ia berkenan. 

Dia adalah pencipta langit dan bumi, ketika pemerintah dunia tidak sanggup menolong rakyatnya, Tuhan adalah Raja di atas segala raja yang tidak terbatas kuasa-Nya untuk menolong umat-Nya. Dia bukan hanya mencipta, tapi juga bertanggung jawab atas ciptaan-Nya itu.

Di ayat 7-9, ada banyak kategori orang-orang yang ditolong Tuhan, bukan hanya soal ekonomi, tapi soal kesehatan, soal jiwa, dan soal keselamatan kekal, semuanya Tuhan jamin ketika Mesias itu datang. Mesias itulah Kristus yang sudah datang, yang kita imani sudah memberikan keselamatan yang kekal, maka keselamatan dalam keseharian kita pun tentu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari karya penebusan-Nya.

Ayat 9 membuktikan Tuhan juga menjaga orang-orang asing serta menegakkan anak yatim dan janda. Kata 'menegakkan' menunjukkan pemulihan harapan anak yatim dan janda yang pada masa itu hanya bergantung kepada ayah dan suami sebagai penopang hidup sehari-hari. Kehilangan kepala keluarga tidak berarti harus kehilangan harapan karena masih ada Tuhan yang selalu bersedia menolong orang-orang yang tidak berdaya.

Saya menutup artikel ini dengan sebuah kesaksian. Pada masa pandemi Covid-19 di tahun 2020 yang lalu, adik saya harus mengambil cuti kuliah di semester akhir yang sebentar lagi akan menjadi seorang dokter gigi karena mama tidak sanggup lagi membiayainya pasca papa meninggal di tahun 2017 silam. Saya sebagai Pendeta yang juga hidup pas-pasan tidak dapat berbuat banyak untuk menolong. Dengan modal apa adanya mama dan adik mencoba berjualan makanan secara online.

Usaha penjualan makanan tidak berjalan sesuai harapan, ada saja pemesanan tapi belum untung. Namun mereka tetap setia melayani di gereja dan tiap malam selalu ikut berdoa bersama saya, isteri dan anak-anak di rumah kami yang kebetulan berdekatan. Setiap malam kami memuji Tuhan, membaca Alkitab dan berdoa syafaat. Puji Tuhan, meskipun keadaan sulit namun mama dan adik selalu menyatakan iman, bahwa mereka percaya Tuhan pasti menolong tepat pada waktu-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun