Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyikapi Kemunafikan Dalam Keluarga Allah (Pelajaran dari Petrus dan Paulus)

21 Oktober 2022   20:34 Diperbarui: 21 Oktober 2022   20:37 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang laki-laki dengan topeng dalam kegelapan. Sumber: Pixabay/Sammy-Sander

Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?" (Galatia 2:11-14)

Kompasianer yang terkasih, seperti yang kita ketahui bersama, rasul Petrus adalah salah satu murid Tuhan Yesus yang pertama dipanggil untuk mengikuti-Nya (Mat. 4:18-22). Petrus juga yang dipercayakan oleh Tuhan Yesus untuk menggembalakan domba-domba-Nya (Yoh. 21:15-17). Petrus memberitakan Injil kepada orang-orang yang bersunat (Gal. 2:7). Nama lain dari Petrus ialah Simon dan Kefas.

Rasul Paulus adalah murid yang terpanggil ketika ia masih menjadi musuh orang Kristen, yang bertemu dengan Tuhan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik (Kis. 9:1-9a). Paulus memberitakan Injil kepada orang-orang yang tidak bersunat(Gal. 1:16; 2:7). Nama lain dari Paulus ialah Saulus.

Dalam surat Galatia ini, Paulus menceritakan tentang bagaimana ia menyikapi kemunafikan yang dilakukan oleh Petrus. Loh, rasul sekaliber Petrus bisa munafik? Kok bisa? Ya, bisa dong, kan Petrus juga manusia biasa. Masih bingung? Begini ceritanya.

Pertama, Petrus alias Kefas datang ke Antiokhia (ayat 11). Rupanya Petrus sedang mengunjungi jemaat di Antiokhia yang mayoritas adalah orang-orang non Yahudi, yang dianggap kafir oleh kalangan Yudaisme.

Kedua, sebelum saudara-saudara dari kalangan Yakobus datang, Petrus makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat (ayat 12a). Makan sehidangan menunjukkan hubungan yang sangat akrab, yang dalam konteks ini dengan saudara-saudara seiman, anggota keluarga Allah.

Ketiga, setelah kalangan Yakobus datang, Petrus mengundurkan diri dan menjauhi saudara-saudara yang tidak bersunat karena yang datang adalah saudara-saudara yang bersunat (ayat 12b). Di sinilah tersingkap kemunafikan Petrus, seorang pemimpin yang tidak punya integritas; ternyata ia hanya mencari aman saja. Kita dapat membandingkan dengan Yesus yang makan dengan Matius dan para pemungut cukai, orang-orang yang dituding sebagai para pendosa oleh kalangan Yudaisme (Mat. 9:9-13).

Keempat, orang-orang Kristen lainnya, termasuk Barabas turut terseret oleh kemunafikan Petrus (ayat 13). Kemunafikan ternyata seperti virus yang cepat menular ke banyak orang dan menjadi batu sandungan serta menghambat pemberitaan Injil kepada orang-orang yang tidak bersunat.

Melihat hal ini, Paulus segera bertindak: pertama, Paulus berterang-terang menentang Petrus (ayat 11). "Berterang-terang" dari teks Yunani artinya "di depan mukanya" (Petrus; bandingkan ayat 14). Jelas, sikap Paulus berlawanan dengan Petrus.

Kedua, Paulus mengatakan kebenaran (ayat 14). Paulus dengan keras menegur mereka yang munafik karena tidak menunjukkan sikap yang benar sebagai pemimpin jemaat. Bagi Paulus, tanpa integritas mereka gagal merangkul jemaat. Kata "munafik" dari teks Yunani artinya "aktor yang memainkan perannya dengan memakai topeng-topeng yang mereka mainkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun