"Gue punya ide"
"Ide ? Ide apa ?"
"Gimana kalo loe jadi pacar Instagram gue ? Cuma di Instagram aja. Mau kan"
Mulut Hana melongo mendengar ucapan Arjun yang membuat kebimbangan timbul dalam dirinya. Kebohongan akan semakin banyak dengan kesakitan yang akan menimpa dirinya sendiri. Berpura-pura menjadi sepasang kekasih sama saja membuat hatinya berharap yang tak mengenal apa itu sandiwara cinta. Hatinya hanya tahu apa yang dilakukan Arjun dapat membuatnya semakin mencintainya. Semakin dalam. Semakin membuatnya gelisah dan tersiksa.
"Ayo dong Hana. Loe sahabat gue kan. Loe mau bantuin gue"
Arjun terus-menerus merengek seperti anak kecil pada Hana yang lagi-lagi tergoda oleh wajah Arjun yang memelas. Hana menganggukkan kepalanya dan sorak riang Arjun terdengar bersama pelukan yang Arjun berikan pada Hana. Jantung Hana berdebar lagi. Hatinya menangis lagi. Duri kembali menancapnya.
Arjun benar-benar serius dengan ucapannya. Keesokannya tepatnya hari Minggu ia datang menemui Hana dengan mobilnya. Hana hanya dapat menuruti setiap perintah Arjun yang menyuruhnya untuk mengemas beberapa pakaian dan perlengkapan make up. Meskipun Hana terus bertanya dalam hati mau kemana mereka kali ini. Hingga Arjun menyuruh Hana untuk masuk ke dalam mobil setelah Arjun memasukkan barang-barang Hana ke dalam bagasi. Hana yang duduk di samping kemudi menoleh ke belakang dan kaget melihat tas backpack dan perlengkapan pemotretan. Ia menatap Arjun yang sedang menyetir dengan penuh tanya.
"Mau kemana kita ?"
"Tempat yang indah"
Arjun tersenyum manis dan menggetarkan hati Hana bersama mobil yang terus melaju. Jalan tol hingga jalan pedalaman yang sepi dengan pepohonan rindang dan besar mereka lewati. Perjalanan menanjak dan gerimis kecil turun perlahan membasahi kaca mobil. Hana membuka setengah kaca mobil dan mengeluarkan telapak tangannya. Ia menutup matanya sembari menikmati setiap tetes gerimis jatuh di telapak tangannya. Entah mengapa tetes gerimis membuat senyum mengembang di wajahnya. Arjun tersenyum bahagia melihat sahabatnya yang menikmati perjalanan bersama gerimis di antara bukit-bukit yang terlihat menjulang.
Tak lama mereka sampai. Dapat Hana lihat padang rumput yang menghampar luas dengan hanya beberapa pohon rindang yang tumbuh besar. Bersemangat Hana keluar dari mobil dan tak sabar menjelajah alam indah itu. Ia tahu kalau mereka sedang berada di ketinggian karena dari atas Hana dapat melihat sawah dan pedesaan serta hutan. Arjun mengeluarkan tas backpack dan tas kameranya dengan Hana yang berlari menuju ayunan tua yang kini ia duduki. Arjun menggelar kain yang ia ambil dari dalam tasnya dan menata beberapa makanan seolah ini piknik mereka. Tripod dan kamera tak lupa ia siapkan di depan kain bermotif hati itu.