Mohon tunggu...
Thariq Mahfuzh
Thariq Mahfuzh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sesekali melepas penat dengan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketindihan (Sleep Paralysis) Menurut Ilmiah dan Pandangan Islam

2 Juli 2021   13:40 Diperbarui: 2 Juli 2021   13:43 10511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sleep paralysis atau yang lebih dikenal dengan istilah "ketindihan" di Indonesia merupakan suatu kondisi kelumpuhan sementara yang terjadi ketika terbangun dari tidur, di mana orang yang mengalaminya tak bisa menggerakkan tubuh maupun berbicara sama sekali. Namun begitu orang yang mengalaminya tetap bisa membuka dan menutup mata, menggerak-gerakkan bola mata, dan melirik sekeliling selagi dalam jangkauan penglihatannya. Tak jarang, sleep paralysis ini dibarengi dengan halusinasi baik itu berupa visuil (menggunakan penglihatan) maupun berupa audio (menggunakan pendengaran). Menurut Gillian dan Egan (2010), "they can last from a few minutes to 20 minutes" atau dapat kita artikan bahwa kondisi sleep paralysis dapat terjadi selama beberapa menit hingga 20 menit.

Apakah yang menyebabkan ketindihan ini? Masyarakat lokal pribumi lazim mengaitkan ketindihan dengan hal-hal mistis atau perkara ghaib. Kebanyakan berkata saat ketindihan mereka diduduki oleh hantu perempuan berambut panjang atau hantu anak kecil berkepala botak. Namun ada pula yang hanya mendengar suara-suara yang menyeramkan. Penulis pribadi juga sering mengalami sleep paralysis semasa sekolah menengah pertama. Dalam hal ini, pengalaman yang dapat saya sampaikan adalah ketindihan dengan halusinasi berupa audio, di mana saat tiba-tiba terbangun di tengah malam, saya hanya bisa melirik kanan-kiri, tak bisa berbicara, dan tak bisa bergerak sama sekali walau hanya ingin menggerakkan ibu jari tangan. Kondisi mengejutkan ini tentu membuat saya panik. Ditambah lagi adanya suara-suara yang sangat ramai seakan semua suara sedang diperdengarkan di telinga saya. Ada suara kucing, suara sapi, suara orang menangis, suara tertawa, suara jangkrik, suara menjerit, suara anjing, dan masih banyak lagi suara yang saya dengar di waktu yang bersamaan itu. Bagi orang-orang yang baru pertama kali mengalami sleep paralysis mungkin akan merasa ketakutan sama halnya dengan yang saya rasakan, apalagi orang yang ketindihan dengan dibarengi halusinasi visual. Namun frekuensi sleep paralysis yang saya alami sangatlah tinggi. Hampir setiap tidur terjadi sehingga saya merasa sudah terbiasa dengan kondisi ketindihan.

Menurut Penjelasan Ilmiah

Lalu, apakah benar ketindihan terjadi disebabkan oleh gangguan makhluk halus tak kasat mata? Ternyata ada penjelasan ilmiah tentang sleep paralysis. Secara medis, ketindihan atau sleep paralysis diyakini terjadi karena seseorang terbangun pada fase terdalam saat tidur sehingga pada fase ini otak sedang "melumpuhkan" otot-otot tubuh dengan tujuan mengistirahatkannya. Pada fase ini pula orang-orang biasa bermimpi. Fase ini dikenal dengan istilah REM (Random Eye Movement). Seseorang tak bisa menggerakkan tubuhnya atau berbicara ketika terjadi sleep paralysis karena dia tersadar sebelum siklus REM berakhir (Cheyne, 2002). Jadi wajar juga bila pada fase ini terdapat halusinasi berupa sosok atau suara yang mengerikan karena fase REM sebagai fase munculnya mimpi, sehingga mimpi kita terbawa ke penglihatan dan pendengaran kita melalui halusinasi. Dapat dikatakan pula ketindihan ini merupakan kondisi setengah sadar di mana otak dan penglihatan sudah bekerja namun otot tubuh masih beristirahat.

Sleep paralysis merupakan salah satu jenis dari gangguan tidur (Sadock, 2010), di mana terjadinya gangguan tidur merupakan dampak buruk dari stress yang sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental (Larasaty, 2012). Sehingga penting kiranya bagi penderita sleep paralysis untuk tetap menjaga kesehatan mental dengan menghindari penyebab-penyebab stress. Hal-hal yang bisa dilakukan seperti : rutin berolahraga pagi, tidak memaksakan tubuh untuk melakukan aktivitas yang terlalu berat hingga membuat tubuh sangat letih, mencintai diri, dan melakukan berbagai hal positif lainnya.

Bila kita tinjau dari segi budaya, fenomena sleep paralysis atau ketindihan ini sangat sering dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat supranatural karena seringnya fenomena ini disertai dengan penampakan sosok bayangan hitam atau yang lainnya. Berikut kepercayaan penduduk dunia tentang ketindihan (Florianus, 2016).

  • Di Jepang, fenomena ini disebut kanashibari yang berarti mengikat. Mereka percaya saat sleep paralysis terjadi, seseorang sedang diikat oleh makhluk halus.
  • Di Swedia, Mare dipercaya menjadi penyebab ketindihan. Mare merupakan makhluk supranatural yang dipercaya bahwa dulunya adalah seorang wanita yang dikutuk dan kemudian saat ia tertidur tubuhnya dibawa secara misterius. Setiap malam ia kembali ke desa untuk mengunjungi para penduduk lalu menduduki tulang iga mereka dan menyebabkan orang tersebut mengalami mimpi bururk.
  • Di Indonesia dan Malaysia, sleep paralysis dikenal dengan istilah ketindihan atau kena tindih setan.
  • Di Turki, kelumpuhan tidur disebabkan oleh Karabasan. Bisa dibilang, Karabasan adalah Mare versi Turki.
  • Di Meksiko, fenomena ini disebut dengan se me subio el muerto. Mereka percaya fenomena ini disebabkan adanya arwah orang mati yang menempel pada seseorang.

Menurut Pandangan Islam

Lantas bagaimanakah fenomena ketindihan menurut pandangan Islam? Meskipun terdapat penjelasan yang ilmiah tentang ketindihan, namun kita sebagai umat Islam tetap harus meyakini adanya makhluk ghaib sebagaimana dijabarkan dalam surat Al-Baqarah ayat 3 : "(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib..." dan juga meyakini adanya faktor lain penyebab ketindihan tersebut yang dalam hal ini dapat dikategorikan sebagai mimpi buruk.

Sebagaimana hadits riwayat Muslim nomor 5897 (An-Nasaiburi, 2012) : Amr an-Naqid, Ishaq bin Ibrahim, dan Ibnu Abu Umar menyampaikan kepada kami dari Ibnu Uyainah-lafaz milik Ibnu Abu Umar-dari Sufyan, dari az-Zuhri bahwa Abu Salamah berkata, "Aku bermimpi hingga aku sakit karenanya, hanya saja aku tidur tanpa selimut (tidak seperti orang sakit yang tidur pakai selimut). Lalu aku menemui Abu Qatadah dan menyampaikan hal itu kepadanya, dia berkata, 'Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda, 'Mimpi yang baik datang dari Allah dan mimpi buruk datang dari setan. Apabila seseorang di antara kalian bermimpi sesuatu yang tidak dia senangi, hendaklah dia meludah ke kiri sebanyak tiga kali, kemudian berlindung kepada Allah dari bahaya kejahatannya, niscaya ia tidak akan membahayakan."

Dari hadits di atas, dapat kita ketahui bahwa mimpi buruk itu datangnya dari setan. Maka dari itu, untuk menghindari terjadinya hal tersebut, seorang muslim sebelum tidur hendaknya melaksanakan sunnah-sunnah yang telah diajarkan Rasulullah (An-Nasaiburi, 2012) seperti :

  • Berwudhu sebelum tidur (riwayat Muslim : 6882);
  • Berbaring dengan miring menghadap ke sebalah kanan (riwayat Muslim : 6882);
  • Membaca do'a; dalam hal ini banyak sekali do'a yang telah diajarkan, salah satunya berbunyi : yang artinya "Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati" (riwayat Muslim : 6887)

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun