Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Serangan Fajar Gagal

4 April 2019   19:54 Diperbarui: 4 April 2019   20:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Hanzah Johan

Kenapa serangan fajar gagal  Jawaban sederhana karena ketiduran.  Mengapa ketiduran ? Jawaban sempurna begadang.  Nah selesai lah persoalan.  Amplop amplop berisi uang yang sudah disiapkan masih tertumpuk diatas meja. Beduk shalat subuh tak terdengar, jam dinding di ruang tidur menunjukkan pukul 09.00.

Nah bagaimana ini. Mau dikemanakan amplop amplop itu. Apakah masih memungkinkan serangan siang karena sebagian warga sudah mencoblos. Si Anu pusing tujuh keliling, bagaimaan membuat laporan pertanggung jawaban kepada Bu Caleg. Mau jujur atau berbohong.  Mau jujur kena kemplang, mau bohong takut ketahuan.

Si Anu berpikir keras sembari memandang tumpukan ratusan amplop.  Dia punya tugas melakukan serangan fajar untuk  sasaran tingkat rukun warga. Padahal sebelumnya Si Anu sudah membuat perencanaan matang bagaimana melakukan strategi serangan fajar.  Pokok utama  kehati hatian harus diutamakan agar pekerjaan menyelinap  jangan sampai ketahuan orang atau bawaslu.

Ya sudah nasi terlanjur menjadi bubur. Masalahnya kini amplop mau ditilep sendiri atau di kembalikan ke bu Caleg.  Timbul siasat di Anu bagaimana kalau amplop itu diberikan kepada petugas pemilihan umum.   Artinya secara tersembunyi atau cara yang rahasia banget amplop di berikan nanti saja ketika proses penghitungan suara.

Alternatif ke 2, Si Anu melakukan laporan fiktif ke pada Polisi bahwa dia kecurian. Nah cara ini lebih masuk akal sehingga Bu Caleg bisa menerima dengan legowo bersebab perkara kemalingan termasuk satu musibah.   Tetapi si Anu jadi ketakutan sendiri ketika mau lapor ke kantor Polisi.  Kuatir  kebohongan kecurian ketahuan karena tidak ada saksi dan barang bukti atau bekas pintu rumah dirusak si maling.

Tiba tiba telpon genggam berdering.  Dari sana terdengar suara Bu Caleg.  

"Hai Anu bagaimana pekerjaanmu"

Si Anu pucat pasi, apa yang harus dijawab, gemetaran sehingga telpon genggam terlepas, dubrak handphone langsung koit alias mati. Tak lama pintu di gedor gedor.  Waduh siapa yang datang , jangan jangan Bu Caleg yang datang. . Anu tak tahu apa yang harus dilakukan, dia pasrah menyerah.  Amplop di kumpulkan dengan maksud menyerahkan ke bu caleg,  Alasan ketiduran sehingga serangan fajar gagal.

Wah ternyata yang datang bukan Bu Caleg.  tetapi pak Hansip utusan kelurahan.

"oooiii Anu, kamu koq belum mencoblos, golput ya ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun