Sabtu 8 Desember 2018 teragendakan 3 kegiatan. Pertama olahraga tennis lapangan bersama kerabat Bumi Harapan Permai. Kedua menghadiri Silaturahmi Sepa Wamil ABRI 80 .Â
Terakhir menjaga rekor kopi darat di ajang kompasinanival di kawasan menuju Lippo Mal Kemang. Perlu persiapan stamina agar ke 3 kegiatan itu bisa dinikmati dan bernuansa manfaat bagi kehidupan.
Seperti biasa sobat penggemar tenis tidak begitu banyak main di hari Sabtu. Cuaca pagi yang semula mendung hampir saja mengaggalkan upaya bersimpuh keringat.Â
Alhamdulillah keringat becucuran sebagai indicator bahwa olahraga sudah berada di zona latihan. Bermain tenis sebenarnya bagi komunitas lansia lebih kepada silaturahim.Â
Kemudian makan makan dan terakhir baru bermain tenis seadanya dalam arian tidak ngoyo yang penting berusaha kena memukul bola dan tidak nyangkut di net. Soal score bisa dirundingkan karena tidak ada artinya menang atau kalah di lapangan para pemain amatir.
Namun istri tampaknya bersedia masak rendang dan ikan pindang patin serta juada lainnya. Kebetulan di acara arisan kali ini ada demo dari salah satu rekanan berupa informasi slang kompor gas yang katanya dijamin aman untuk ibu ibu rumah tangga.
Itulah sebabnya nyonya tidak bisa hadir di reuni Sepa ABRI 80 walaupun sebelumnya sudah didaftarkan bersama 40 an alumni. Awak bergegas menuju Kawasan Kampong Rambutan tempat yang disiapkan Sahibul Bayt KBP (P) Agus Sutikno yaitu restoran Rumpun Bambo. Acara di jadwalkan mulai Pukul 12.00 namun beberapa sahabat serdadu sudah ada yang tiba lebih awal di tekape.
 Jadilah beliau berdua secara otomatis di dapuk sebagai sahibul hajad. Untunglah di zaman teknologi modern tersedia fasilitas ponsel beraplikasi What Apps. Inilah media komunikasi intens  untuk saling menyapa dan mengatur strategi reuni demi reuni.
Sejatinya reuni memanjangkan umur. Betapa tidak ajang silaturahim ini penuh canda tawa bernostalgia kelucuan orang sipil dilatih baris berbaris dan menembak. Mengubah pola disiplin sarjana berbau dunia kampus menjadi anggota TNI / Polri memang tidak mudah. Â Pendidikan dan latihan dalam waktu hanya 2,5 bulan paling tidak merubah postur tubuh menjadi lebih kekar dan tegak dan jalan tidak membungkuk atau miring bersebab ransel punggung super berat diisi sepatu plus batu bata.
Satu persatu alumni datang ke restoran dimulai dengan senyum sapa dan salam salaman dan cipika cipiki terutama untuk ibu ibu. (luarbiasa ternyata istri serdadu sudah seperti keluarga sendiri mungkin karena sering berjumpa) Inilah keluarga cemara bin bahagia nan dipertautkan dalam takdir, berbaur tanpa sekat dalam satu makna pangkat kita semua sama yaitu Purnawirawan dan Pensiunan bagi sobat yang meniti akrier di luar TNI / Polri.
Organ tunggal plus saxshopone menghangatkan suasana. Para penyanyi bergiliran menyumbangkan suara. Dr Musana dan istri menjadi bintang panggung, duet apik tenan dan berjasa membawa 5 buku catatan lagu. Maklum penyanyi amatir diperlukan contekan lagu mengingat memory sudah mulai beransur pudar.
Sahibul Bayt Mas Agus Sutikno dan Nyonya mengucapkan selamat datang dan berkisah bahwa semula acara akan diadakan di kediaman darah Kalisari. Ternyata peminat reuni terdaftar membludak sehingga lokasi di pindahkan ke restoran. Terima kasih Mas Agustik semoga kebahagiaan selalu bersama keluarga dan rezeki semakin bertambah. Amin.
Pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan di Jawa barat. Sahabat yang bermukim di Bandung dan sekitarnya akan menjadi tuan rumah. Banyak masukan terkait wisata lansia, satu hal yang penting agar perencanaan lebih matang dengan tujuan agar setiapm moment  menjadi kenangan indah seperti pertemuan sebelumnya. InshaAllah wisata dilaksanakan bada' Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah atawa Juli 2019. Panitia kecil komunitas USA (Urang Sunda Asli) dikomandoi Kang Maman dalam asuhan Kang Burhan siap dan siap sesuai dengan janji didepan podium.
Pukul 15.00 awak meluncur ke Kemang Jakarta Selatan dalam sedikit kegalauan bersebab kaca mata tertinggal di dekat buku buku catatan lagu sewaktu mendendangkan syair Fatwa Pujangga. Inilah salah satu gejala tua yaitu lupa. Bukan sekali ini kacamata plus 3 tertinggal. Untunglah kini kacamata telah tiba di rumah atas budi baik Mas Agustik mengirimkan via ojol. Kacamata adalah senjata penulis, penyambung mata rabun nan tidak tertahan arus sunatullah menjadi tua dan semakin tua.
Salamsalaman
TD