Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Memotong Mata Rantai Perploncoan

7 Agustus 2015   19:09 Diperbarui: 7 Agustus 2015   19:09 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memotong mata rantai MOS bisa jadi merupakan Kebijakan Kementrian Pendidikan terbaik dan tepat sasaran  terutama apabila di tujukan menghilangkan tradisi tahunan. Siswa angkatan 2016 yang diperlakuan secara manusiawi oleh kampus termasuk oleh senior tidak akan memiliki rasa dendam kepada siswa angkatan 2017.  Ketika mata rantai MOS  itu telah terputus tahun depan  Bapak Anies Baswedan tidak perlu repot repot lagi tampil di Televisi menjawab pertanyaan wartawan karena memang tidak akan ada korban jiwa.  Pak Menteri dan seluruh Professor di Kementerian Pendidikan silahkan menciptakan Tradisi Baru menggantikan MOS.  Kalaupun Bapak Ibu Professor tidak berhasil menemukan Tradisi nan santun dan lebih bermnafaat maka jalan satu satunya memang  MOS harus diberangus di seluruh Indonesia pada tahun 2016. 

Larangan penyelenggaraan MOS harus tegas disertai ancaman berat kepada sekolah yang melanggar.  Kita tahu sendirilah terkadang ucapan para Pejabat Pusat setingkat Menteri dinegeri ini terkadang dianggap bagai angin lalu oleh orang daerah. Tidak usyahlah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) segala untuk menghentikan Tradisi Mos. Pak Menteri cukup mengeluarkan Permen (Peraturan Menteri)  dan dibagikan merata kepada seluruh institusi yang terkait dengan penyelenggaraan perploncoan.  Ghitu aja kog repot kata Gus Dur.

Salamsalaman

BHP , 7 Agustus 2015

TD

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun