Mohon tunggu...
Thalita Aufa
Thalita Aufa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis dan membahas topik seputar pariwisataa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Heritage Talk: Mengapa Kita Harus Peduli?

3 Juni 2025   19:06 Diperbarui: 3 Juni 2025   19:26 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebuah buku berjudul Oxford Dictionary of Human Geography, memaknai kata Heritage sebagai the legacy of people, culture, and environments inherited from the past. Indonesia diberkahi oleh "Legacy" yang melimpah dari nenek moyang dalam berbagai macam bentuk dan rupa. Sebagai pewaris langsung, tentunya ada anggapan bahwa kelimpahan warisan ini merupakan hal yang harus disyukuri keberadaannya. Membayangkan bahwa warisan ini adalah bagian dari bukti bahwa kehadiran kita adalah hasil dari perjalanan panjang mereka membangun peradaban, merupakan hal fundamental yang patut kita jaga. 

Warisan Budaya di Indonesia hadir dalam berbagai macam rupa, mulai dari identitas kita sebagai suku tertentu, hamparan alam yang luas, kesenian, dan bangunan peninggalan sejarah. Bahkan dalam website KWRIU (Kantor Wakil Republik Indonesia untuk UNESCO) memiliki list warisan budaya di Indonesia yang telah diakui dunia dalam berbagai macam kategori. Tidak hanya itu, beberapa di antaranya bahkan telah masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Situs Sangiran, yang menjadi bukti pengakuan internasional atas kekayaan budaya bangsa kita. Pengakuan ini seharusnya semakin mendorong kita untuk menjaga dan melestarikan warisan tersebut agar tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Jika kita telaah kembali, dengan warisan budaya sebanyak dan mengagumkan ini, ironisnya masih banyak sekali di antara kita yang kurang menyadari betapa berharganya kekayaan tersebut. Warisan budaya seringkali hanya dipandang sebagai pencapaian masa lalu yang cukup dibanggakan di permukaan, namun belum benar-benar dihargai dan dijaga secara serius sebagai bagian dari identitas bangsa dan tanggung jawab bersama. Banyak tradisi, seni, bahasa daerah, hingga situs-situs bersejarah yang perlahan mulai tergerus oleh arus modernisasi dan kurangnya rasa ingin menjaga. Tidak jarang pula, warisan-warisan ini hanya menjadi pajangan atau sekadar objek wisata tanpa pemaknaan mendalam, padahal di balik setiap warisan terdapat nilai, cerita, dan pelajaran berharga yang seharusnya diwariskan pula kepada generasi berikutnya atau para wisatawan asing.

Saya rasa kurangnya rasa syukur dan kepedulian terhadap warisan budaya ini menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia. Telah banyak kejadian yang menjadi bukti bahwa rasa peduli itu enggan dihadirkan oleh masyarakat kita sendiri seperti, pemasangan starlift di Candi Borobudur kemarin yang menimbulkan banyak kegelisahan di tengah publik. Minimnya konfirmasi pada khalayak ramai dan pembangunan yang tergesa-gesa tuai kritik beragam dari berbagai macam kalangan masyarakat termasuk saya sendiri, merasa pembangunan starlift dilaksanakan tanpa adanya pertimbangan matang oleh para TACB (Tim Ahli Cagar Budaya). Seperti yang kita ketahui, Candi Borobudur merupakan destinasi wisata warisan budaya yang telah dijaga, dipertahankan, dan dilestarikan sejak dahulu kala. Pembangunan starlift ini seolah mengabaikan prinsip kehati-hatian yang selama ini menjadi pedoman dalam menjaga Borobudur. Hal ini tentu saja menimbulkan kekhawatiran, bahwa warisan budaya yang telah dijaga dengan susah payah bisa saja terancam oleh keputusan-keputusan yang kurang bijak dan tidak berpihak pada pelestarian nilai aslinya.

Jika itu hanya menjadi kebanggaan semu tanpa upaya nyata untuk melestarikan dan mengembangkan warisan tersebut, maka perlahan-lahan kita akan kehilangan jati diri sebagai bangsa yang kaya akan sejarah dan budaya. Sudah saatnya kita memandang warisan budaya bukan hanya sebagai peninggalan, tetapi juga sebagai amanah yang harus dijaga, dihargai, dan diwariskan dengan penuh tanggung jawab. Hanya dengan demikian, keberadaan kita sebagai penerus peradaban akan benar-benar bermakna dan berkontribusi bagi masa depan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun