Mohon tunggu...
Thalita Umaveda Al Hayya
Thalita Umaveda Al Hayya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga-20107030053

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 20107030053

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Ayah, Ibu, Rangking Satu Tidak Membuatku Bahagia"

5 Maret 2021   12:02 Diperbarui: 5 Maret 2021   12:58 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: sebarkan.org

Namun setelah saya iseng bertanya ternyata jawabannya adalah, "orang tua di rumah ingin aku selalu rangking satu. Saat aku rangking satu tahun kemarin mereka diam saja, tidak mengucapkan selamat. Tapi saat nilaiku turun mereka marah."

Ayah, ibu. Pernahkah berpikir jika kata-kata adalah pisau yang paling tajam? Bukan, ini bukan masalah jika orang tua yang tidak mendidik anaknya dengan keras maka ia tidak akan tumbuh. 

Ini masalah tentang apa akibat dari perkataan yang dapat membuat mental anak menjadi down. Ia akan terus menanamkan pikiran di otaknya jika ia harus menjadi ranking satu agar tidak dimarahi orang tua. 

Sulitkah untuk mengatakan selamat apapun yang diraih anak? Tak peduli ia mendapatkan nilai 60 saat ujian matematika atau ia kalah saat pertandingan bola. 

Yang terpenting bukanlah anak mendapatkan rangking satu, namun anak sudah berusaha secara maksimal sesuai kemampuannya. Anak tidak bisa dituntut sama untuk menguasai semua mata pelajaran dan mendapatkan nilai yang selalu memuaskan. 

Berikanlah hadiah kecil atau minimal kata selamat, peluk lalu katakan jika anak sudah berusaha dengan baik. Dengan begitu suasana hati anak akan menjadi baik kondisi mentalnya juga akan baik-baik saja.

Sehingga tak jarang, banyak anak-anak diluar sana yang merasa tertekan dengan keinginan orang tuanya yang selalu ingin anaknya menjadi ranking satu. 

Sebagian akan berusaha untuk benar-benar menjadi ranking satu, dan sebagian besar lainnya tidak peduli. Mereka yang tidak peduli akan menghadapi amarah orang tua saat berada di rumah, cap 'anak bandel' akan selalu melekat dan hal tersebut dapat membuat anak membenci orang tua mereka sendiri. 

Anak-anak saat masih duduk di bangku sekolah pada dasarnya masih dalam tahap mencari jati diri dan suka bersenang-senang. Bagi mereka yang selalu dituntut ini-itu oleh orang tua akan merasa jika rumah bukanlah tempat untuk pulang. 

Dan mereka akan mencari kebahagiaan mereka di luar sana, dengan kata lain memberi penghargaan kepada diri mereka. Mereka kerap melakukan sesuatu yang menurutnya dapat membuat suasana hati mereka menjadi jauh lebih baik, misalnya dengan cara berikut:

Berkegiatan sesuai hobi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun