Mohon tunggu...
Teuku Amnar Saputra
Teuku Amnar Saputra Mohon Tunggu... Hanya orang biasa

Berbagi, Menginspirasi, dan Berbakti pada Negeri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terbongkarnya Dugaan Pelecehan Santri di Lombok: Ketika Serial Bid'ah Mengispirasi Keberanian Korban

23 April 2025   08:36 Diperbarui: 23 April 2025   02:43 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walid dalam flm Bid'ah (Sumber: google.com)

Sebuah kasus dugaan pelecehan seksual di sebuah pondok pesantren (ponpes) di Gunung Sari, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencuat ke publik setelah viralnya serial asal Malaysia berjudul 'Bidaah'. Serial tersebut menampilkan karakter antagonis bernama Walid, yang kisahnya dianggap mirip dengan pengalaman para korban di ponpes tersebut.

AF, ketua yayasan sekaligus pimpinan ponpes, diduga mencabuli puluhan santriwatinya. Para korban, yang sebagian besar adalah alumni santriwati, merasa pengalaman mereka serupa dengan yang dialami oleh karakter dalam serial 'Bidaah'. Hal ini memotivasi mereka untuk membongkar kasus yang selama ini mereka pendam.

"Korban ini adalah alumni santriwati pondok yang terinspirasi dari film 'Bidaah' Malaysia. Kemudian, kok di film itu hampir sama dengan pengalamannya di pondok yang dilakukan oleh terduga pelaku ini," ujar Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram, Joko Jumadi, seperti dilansir DetikBali pada Senin (21/4/2025).

Modus yang digunakan oleh AF dalam melakukan pelecehan seksual adalah dengan menjanjikan keberkatan agar kelak melahirkan anak-anak yang baik. "Modusnya adalah si pimpinan ponpes ini menjanjikan akan memberikan keberkatan di rahimnya (korban) supaya dapat melahirkan anak-anak yang akan menjadi seorang wali," ungkap Joko.

Saat ini, terduga pelaku telah diamankan oleh pihak kepolisian. Namun, status AF masih sebagai terlapor. "Pelaku (AF) saat ini kami amankan terlebih dahulu, karena menimbang situasi di sana belum kondusif," kata Kasat Reskrim Polres Lombok Barat, AKP I Made Dharma Yudistira.

Kasus ini menyoroti pentingnya keberanian korban untuk berbicara dan melaporkan tindakan pelecehan seksual yang mereka alami. Viralnya serial 'Bidaah' menjadi pemicu bagi para korban untuk mengungkapkan pengalaman mereka, menunjukkan bahwa media dapat memainkan peran penting dalam memberdayakan korban dan mendorong keadilan.

Pihak berwenang diharapkan dapat menangani kasus ini dengan serius dan memberikan perlindungan serta dukungan kepada para korban. Selain itu, kasus ini juga menjadi pengingat bagi masyarakat tentang pentingnya pengawasan dan transparansi dalam lembaga pendidikan, terutama yang melibatkan anak-anak dan remaja. (Sumber: detik.com)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun