Ada yang baru dari sutradara Monty Tiwa dalam menghadirkan film terbarunya berjudul "GJLS: Ibuku Ibu-Ibu". Bisa dibilang unik dan inovatif karena di film-film Indonesia selama ini belum ada yang seperti ini.
Ya sepertinya baru kali ini ada seorang sutradara berani menggabungkan klip adegan salah ("bloopers") dalam teknik penyutradaraannya. Biasanya adegan salah dibuang, kali ini menjadi bagian dari alur cerita komedi-drama ini.
Tidak heran, penonton semakin tertawa terpingkal-pingkal. Film ini meski bercerita tentang drama keluarga, tapi dikemas konyol absurd. Ditambah adegan bloopers, membuat film ini semakin jenaka.
Formula penyutradaraan itu ya hasil inovasi sang sutradara sendiri yang mengaku selama 25 tahun dalam industri perfilman, ya baru kali ini ia berinovasi seperti itu. Dan, hasilnya seru juga. Tontonan jadi lebih segar. Ya seperti melihat sutradara melakukan akrobat komedi tapi kreatif.
"Grup komedi GJLS yang acak-acakan gitu, kalau enggak dijahit sama alur cerita yang tepat selama 90 menit, pasti bikin bingung, kan? Kami punya tanggung jawab untuk mengemas ini agar penonton-penonton lain yang belum kenal mereka bisa tetap menikmati," kata Monty, usai press screening, di Senayan City XXI, Jakarta, Selasa 3 Juni 2025.
Lantas, teori perfilman apa yang dia gunakan? Monty mengaku tidak tahu harus menyebut apa. Dalam teori di film-film memang ada teori "breaking the fourth wall", tokohnya bisa ngomong langsung ke penonton. Monty mengaku tidak ada "racikan khusus" yang disiapkannya. Justru GJLS-lah yang menjadi racikan itu sendiri.
Nah, di GJLS ada yang lebih ekstrem, karakternya sampai ngomong langsung ke sutradara. "Sepertinya tidak ada teorinya, pemain bisa ngomong langsung sama sutradara. Tapi di sini, saya ingin membuatkan film GJLS yang ada Monty-nya, bukan film Monty yang ada GJLS-nya. Saya siapkan panggung ini buat mereka," kata Monty tertawa.
Menurut Monty film berdurasi 1,5 jam ini hadir bukan sekadar hiburan biasa, namun juga pengalaman emosional yang unik. Berbeda dari film-film sebelumnya, kali ini sutradara Monty Tiwa justru menyesuaikan dengan GJLS. "Penonton akan ketawa dan nangis. Tapi di scene komedi mereka nangis, di scene sedih mereka ketawa," kata Monty Tiwa.
Film GJLS -- Ibuku Ibu-ibu dibintangi trio komedian dari grup GJLS --- Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir. Mereka berperan benar-benar jadi diri mereka sendiri. Trio ini dikenal luas melalui siniar komedi mereka yang khas dan menghibur dengan nama yang sama: GJLS. Ini bukan singkatan nama mereka, melainkan plesetan dari kata "gak jelas" yang berarti absurd.