Senangnya tidak terlukis bisa kembali menyambung silaturahmi. Apalagi beliau Kompasianer yang sangat berjasa kepada saya. Secara saat saya masih kerja bolak-balik Cianjur Jakarta, banyak tidak tahu lokasi dan rute, dengan sabar beliau ini sering membantu saya. Tidak jarang jika ada waktu dan atau searah, beliau mengantarkan saya sampai lokasi dengan sukarela.
Mungkin lebih dari tiga tahun kami tidak saling berkirim kabar. Tali silaturahmi yang sempat terputus akhirnya tersambung kembali setelah beliau lebih dahulu mengontak saya yang memang berusaha untuk tidak mengganti nomor hape sejak pulang kampung dari merantau di luar negeri. Senangnya bisa ketemu lagi kawan lama itu tidak terkira...
Memang ya, mau pandemi atau tidak, silaturahmi tidak bisa kita tinggalkan begitu saja. Pandemi bukan sebuah halangan. Ketika kita tidak bisa bertatap muka, masih ada banyak cara untuk menyiasatinya.
Apalagi kalau kita benar-benar memahami bagaimana besar dan banyaknya manfaat dari silaturahmi, siapapun pasti tidak akan melewatkan nya.
Lebaran kali ini saya memang tidak banyak update status di sosial media kecuali ada kaitannya dengan pekerjaan. Mungkin orang bosan dan malas interaksi dengan saya yang bisanya cuma share hal yang recehan. Dari sekian ribu akun yang jadi mutualan, yang interaksi tidak lebih dari puluhan. Itu pun orangnya itu lagi itu lagi. Da aku mah apa atuh...
Dari situ saya bisa ambil pelajaran, ada banyak hal yang harus saya benahi dan perbaiki. Mungkin etika komunikasi dan silaturahmi saya selama ini kurang berkenan. Saya harus introspeksi.
Ketika orang lain menampakkan raut wajah yang tidak ramah, jangan dibalas dengan perilaku yang sama. Tapi balas dengan kebaikan yang tulus dan wajah sumringah. Meski tidak instan, tapi saya alami toh akhirnya ada hasilnya. Orang jadi berbalik ramah dan menciptakan komunikasi jadi semakin indah.
Tapi realisasinya ternyata tidak mudah. Menyambung silaturahmi ini beratnya tidak jauh beda dengan memberi maaf kepada orang yang telah menganiaya. Jujur saja sih, buat saya cukup susah dan emang berat untuk ikhlas melakukannya. Sambil jalan, saya tetap berusaha.
Melalui Samber Kompasiana ini, saya dan keluarga menyampaikan salam silaturahmi pula untuk seluruh pembaca di manapun berada. Semoga pandemi segera berakhir sehingga kita bisa silaturahmi secara langsung, seperti kebiasaan lama saling mengunjungi yang sudah menjadi tradisi.