Mohon tunggu...
Notesya A. Amanupunnyo
Notesya A. Amanupunnyo Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Mendidik dan melayani dengan senyuman

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tahukah Anda Kehamilan Melalui Bayi Tabung?

21 Juli 2022   06:16 Diperbarui: 21 Juli 2022   06:31 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah Anda Kehamilan Melalui Bayi Tabung..?

Oleh: Metanfanuan Rahil

Kehamilan merupakan momen yang sering ditunggu-tunggu oleh  suami istri, terutama bagi pasangan muda yang baru  menikah dan ingin segera memiliki anak. Kehadiran anak memberikan warna  berbeda yang membuat suami istri bahagia.  Namun, fakta membuktikan bahwa tidak semua pasangan bisa melahirkan melalui proses alami.

 Sebagian  pasangan  yang ingin memiliki anak tetapi memiliki masalah alat kelamin. Misalnya, produksi sperma suami yang kualitasnya kurang atau  masalah ketidaksuburan istri: gangguan pada sel telur atau gangguan  rahim, mempengaruhi gangguan ovulasi. Jika Anda menderita gangguan ovulasi, endometriosis, masalah genetik,  penyakit serius (kanker) atau masalah sistem kekebalan, Anda berisiko terkena penyakit keturunan.

Bagi pasangan  dengan masalah sistim reproduksi saat konsultasi ke dokter, salah satu alternatif yang ditawarkan adalah program bayi tabung. Bayi tabung (Fertilisasi in vitro) merupakan suatu upaya untuk mencapai kehamilan dengan menyatukan sel sperma dengan sel telur dan membuahinya dalam  wadah atau cawan petri (sejenis cawan kaca  kecil) yang khusus dilakukan oleh tenaga medis. Bayi tabung adalah teknik reproduksi berupa teknik pembuahan sel telur (telur) betina secara in vitro. Proses tersebut langkah-langkah berikut:

1. Stimulasi telur.

Tujuan utama dari stimulasi sel telur adalah untuk meningkatkan jumlah sel telur yang dihasilkan oleh indung telur (ovarium). Semakin banyak sel telur yang dapat dikumpulkan dan dibuahi selama fertilisasi in vitro, semakin tinggi kemungkinan kehamilan. Wanita yang menjalani fertilisasi in vitro diberikan obat kesuburan untuk meningkatkan produksi sel. Selain itu, dalam beberapa hari, dokter akan melakukan ultrasonografi dan tes darah untuk memantau perkembangan  dan pertumbuhan folikel (kantung cair yang berisi oosit), memantau perkembangan oosit di ovarium, dan kadar hormon.

2. Pematangan oosit.

Sel telur harus menyelesaikan pertumbuhan dan perkembangannya sebelum dapat dikeluarkan dan dipindahkan ke rahim wanita. Untuk menginduksi pematangan sel telur, wanita disuntik dengan hormon, human chorionic gonadotropin (hCG) untuk pematangan sel telur yang maksimal. Suntikan hormon ini diberikan satu kali dan harus dilakukan dengan benar untuk mendapatkan oosit yang matang sepenuhnya. Jika penyuntikan terlalu lama, oosit akan menjadi  tua dan tidak akan tumbuh dengan baik.

3. Egg collection (pengumpulan telur).

Pengambilan sel telur dapat dilakukan kira-kira 34-36 jam setelah penyuntikan hCG. Agar tidak nyeri saat pengambilan sel telur dilakukan anastesi terlebih dahulu. Sel telur dikumpulkan dengan cara injeksi vagina menggunakan jarum  yang menyedot folikel  ovarium. Setelah itu, hanya satu telur matang yang  dibawa ke laboratorium embriologi untuk dibuahi.

4. Pembuahan sel telur. 

Setelah berhasil mengeluarkan sel telur,  dokter  meminta sperma suaminya. Sperma kemudian dipilih dan digabungkan dengan telur matang berkualitas tinggi untuk pembuahan di tabung kaca laboratorium. Ini akan memakan waktu 12 hingga 24 jam.

5. Transmisi telur yang  dibuahi. 

Beberapa hari setelah transfer embrio, wanita tersebut diberikan hormon progesteron dan mempersiapkan endometrium (dinding rahim) untuk menerima embrio. Setelah telur dibuahi, embrio yang dihasilkan. Embrio yang dihasilkan disimpan di tempat khusus selama 3-5 hari sebelum dipindahkan ke rahim pada hari ke-5 setelah pembuahan yakni pada masa tahap awal embrio, yang dapat menempel dengan baik ke dinding Rahim.

6. Pengamatan awal kehamilan.

Belum diketahui apakah kehamilan akan terjadi setelah embrio ditanamkan. Jika Anda tidak mengalami menstruasi 14 hari setelah transplantasi embrio, tes urin akan dilakukan untuk menentukan apakah terjadi kehamilan. Kehamilan tidak dikonfirmasi dengan USG sampai satu minggu kemudian. Jika semua tahapan dilakukan oleh seorang wanita dan ternyata akan terjadi kehamilan, yang tersisa hanyalah menjalani proses kehamilan dan menunggu persalinan.

Usia penting untuk keberhasilan fertilisasi in vitro. Usia optimal bagi wanita untuk menentukan keberhasilan fertilisasi in vitro adalah 29 hingga 39 tahun, dengan persentase tertinggi adalah 35 tahun. Selain usia, ada juga faktor genetik seperti kelainan kromosom (sindrom Klinefelter). Ini adalah kondisi dimana kelebihan kromosom X mengganggu produksi sperma dan testosteron. Faktor ketiga adalah gaya hidup. Makan makanan bergizi rendah karbohidrat, makanan yang mengandung lemak tak jenuh (kolesterol baik), olahraga yang baik, berpikir positif, dan tentunya secara tidak langsung mendukung keberhasilan proses bayi tabung. Betapa beruntungnya sebuah pasangan jika mereka sudah lama menikah tetapi tidak bisa memiliki anak, tetapi mewujudkan impian mereka dengan program bayi tabung. Wanita bisa hamil dan melahirkan anak yang sehat dan sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun