Mohon tunggu...
Tessa Sitorini
Tessa Sitorini Mohon Tunggu... -

Education Background > SMA 3 Bandung > Medical Faculty Padjadjaran University (Class of 96) ,eCornell 2010 Working Experiences: Jamsostek Clinic, PT Indorama, PT East West Seed, RS Asri, PT Meiji Indonesia, PT IDS Marketing Indonesia (Li & Fung Group)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Anda Tipe “Stuffer” atau “Spewer”? – Cara Melampiaskan Amarah

5 Mei 2014   04:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:52 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ketika marah seseorang biasanya akan cenderung melampiaskannya dengan satu dari dua hal yang ekstrim: memendamnya (stuffer) atau mengeluarkannya (spewer).

Adalah hal yang biasa seseorang merasa marah apalagi dalam kehidupan berumah tangga. Walaupun demikian ajaran agama manapun di dunia senantiasa mengutamakan untuk menahan atau menyembunyikan rasa marah yang biasanya bersifat menghancurkan.

Amarah itu suatu respon yang tidak spontan timbul dan kita bisa rasakan, masalahnya adalah bagaimana menghadapi perasaan yang muncul mencuat dalam hati kita, karena apabila penyikapannya terhadap rasa marah itu tidak tepat maka akan cenderung mengakibatkan ‘breakdown’ dalam komunikasi suami-istri.

Dr. David Ferguson & Don McMinn dalma bukunya “Emotional Fitness” mengatakan pentingnya mengidentifikasi apakah diri dan pasangan kita tipe “Stuffer” atau “Spewer” kemudian mencoba memahaminya.

Mari kita lihat satu persatu.

Tipe “stuffer” cenderung memendam perasaan marahnya, mereka tidak nyaman mengekspresikan emosinya secara blak-blakan.

Ada berbagai kemungkinan mengapa ‘the stuffer’ melakukan hal tersebut:

-Mereka merasa bahwa mengungkapkan kemarahan adalah suatu hal yang tercela atau sebuah dosa

-Mereka tidak nyaman berkonfrontasi dengan orang lain

-Mereka tumbuh dalam keluarga atau orang terdekat yang juga mempunyai tipe ‘the stuffer’ maka mereka menyerap perilaku yang sama.

-Mereka tumbuh dalam keluarga yang salah satunya bertipe ‘the spewer’ yang kerap kali menyakitkan hati jika mereka berbicara, maka mereka cenderung untuk tidak mengulang hal yang sama.

-Perasaan bahwa perasaan mereka tidak layak untuk didengar

-Rasa takut mengakibatkan mereka sulit mengekspresikan rasa marahnya.

Tipe ‘spewer’ justru sebaliknya, saat mereka marah biasanya cenderung untuk mengekspresikannya, orang sekitarnya akan mengetahuinya dalam sekejap dan biasanya tidak mengenakkan. Mereka melakukan hal tersebut bisa jadi karena beberapa hal sbb:

-Mereka belum menguasai kemampuan untuk mengekspresikan amarah dengan baik dan dewasa

-Mereka dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang juga mempunyai ‘the spewer’, sehingga ia meniru kelakuannya.

-Mereka memiliki ‘personal insecurities’ sehingga mengakibatkan respon untuk mengintimidasi orang lain.

Jadi…tipe yang manakah Anda atau pasangan Anda?

Mintalah bantuan Tuhan untuk bisa mengidentifikasi dan kemudian meminta solusi dari masalah yang sedang dihadapi, alih-alih saling menyalahkan satu sama lain, lebih baik sama-sama berdoa dan memohon pertolongan-Nya. Tidak ada manusia yang sempurna…

(sumber: Marriage mission.com)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun