Beri Pujian yang Spesifik: Daripada sekadar mengetik "Cakep!", coba tambahkan detail yang menunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan. Misalnya: "Wah, warna bajunya cocok banget sama kamu! Bikin auranya makin strong." Pujian seperti ini lebih terasa personal dan berkesan.
Jangan Hanya di Komentar, Tapi Juga di Kehidupan Nyata: Kalau memang benar-benar mengagumi seseorang, ungkapkan juga di luar media sosial. Chat langsung, ucapkan saat bertemu, atau beri dukungan nyata. Komentar di Instagram bisa hilang tertelan algoritma, tapi kata-kata tulus yang diucapkan langsung lebih membekas.
Pujian yang Seimbang dengan Proses: Jangan hanya memuji saat seseorang terlihat sukses atau tampil sempurna. Sesekali, tunjukkan apresiasi untuk usaha mereka, misalnya: "Aku tahu kamu kerja keras buat proyek ini. Hasilnya keren banget!" Ini menunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli, bukan sekadar ikut tren.
Kurangi "Balas Budi" dalam Pujian: Kadang kita memuji hanya karena merasa perlu membalas pujian yang pernah diberikan orang lain. Misalnya, saat seseorang selalu komen di postingan kita, kita jadi merasa wajib melakukan hal yang sama. Padahal, pujian yang tulus tidak perlu datang dari rasa “utang” sosial.
Membangun Interaksi Digital yang Lebih Bermakna
Media sosial memang membuat kita lebih mudah berbagi dan berkomunikasi, tapi jangan sampai interaksi kita hanya jadi rutinitas kosong.
Pujian yang tulus dan bermakna bisa memperkuat hubungan, sedangkan pujian yang sekadar basa-basi hanya akan berakhir di kolom komentar yang cepat terlupa.
Kapan terakhir kali Anda memberi pujian yang benar-benar tulus kepada seseorang, baik di dunia maya maupun nyata?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI