Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

SIMPATIK 4T: Langkah Nyata Menyatukan Reformasi Birokrasi Digital dengan Tata Kelola Risiko

29 September 2025   19:31 Diperbarui: 29 September 2025   20:40 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membangum Budaya Mitigasi Risiko (dokpri)

Dengan mengintegrasikan sistem clearance belanja TIK, pemerintah tidak hanya meminimalkan risiko pemborosan, tetapi juga mampu mengendalikan risiko fiskal, karena anggaran lebih tepat sasaran dan terhindar dari duplikasi.

Selain itu sistem ini juga mampu mengurangi risiko tata kelola, dengan meningkatkan transparansi dan integrasi lintas unit kerja.

Implikasi lainnya adalah mampu meningkatkan mitigasi risiko strategis, yaitu tata kelola data anggaran TIK yang akurat dan real time untuk pengambilan keputusan.

Arief & Umar (2024) menegaskan bahwa salah satu penghambat besar e-government di Indonesia adalah aplikasi yang tidak fungsional, tumpang tindih antar instansi, dan resistensi birokrasi. SimPATIK 4T justru hadir untuk menutup celah risiko itu: memastikan setiap rupiah anggaran TIK terarah, mengurangi duplikasi, dan meningkatkan fungsi nyata layanan publik.

Lebih dalam, Apleni & Smuts (2020) menekankan pentingnya kerangka implementasi e-government di negara berkembang, dengan faktor kunci seperti dukungan manajemen puncak, strategi jangka panjang, infrastruktur TIK, serta literasi digital. 

Semua faktor ini tercermin dalam keberhasilan SimPATIK4T yang lahir dari komitmen pimpinan kementerian, didukung regulasi lintas lembaga, dan mengedepankan integrasi.

Kehadiran SimPATIK 4T juga menjawab kritik bahwa reformasi birokrasi sering berhenti pada slogan.

Di sini, reformasi dijalankan melalui kombinasi kepemimpinan digital, penguatan SDM, jejaring lintas lembaga, serta integrasi regulasi. Dukungan pimpinan Kementerian Kehutanan, Bappenas, Kemenkeu, hingga DPR menjadi kunci keberhasilan.

Keunggulan SimPATIK4T adalah sifatnya yang modular, sehingga bisa direplikasi ke tematik lain di lingkup Kementerian Kehutanan. Contohnya pada belanja strategis untuk pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan berbasis perhutanan sosial, atau pengarusutamaan gender.

Selain itu sistem ini juga bisa direplikasi oleh lintas kementerian, dan bahkan bisa menjadi salah satu best practice nasional dalam reformasi birokrasi digital berbasis MRPN.

Singkat kata, pemerintah tidak hanya sekadar "mengatur anggaran", melainkan juga mengelola risiko pembangunan secara sistematis dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun