Mohon tunggu...
Khulfi M Khalwani
Khulfi M Khalwani Mohon Tunggu... Freelancer - Care and Respect ^^

Backpacker dan penggiat wisata alam bebas... Orang yang mencintai hutan dan masyarakatnya... Pemerhati lingkungan hidup... Suporter Timnas Indonesia... ^^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saatnya Ekonomi Hijau untuk Kemajuan SDGs Indonesia

21 Januari 2021   10:06 Diperbarui: 21 Januari 2021   11:27 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpang Sari Jati dengan Jagung di Pemalang (foto : Khulfi)

Pada konfrensi nasonal SDGs Indonesia 17 Desember 2020, Presiden Indonesia berkata bahwa tantangan untuk mencapai target SDGs semakin berat. Pandemi telah mengakibatkan krisis kesehatan dan krisis perekonomian yang memperburuk capaian SDGs kita, bahkan juga capaian SDGs dunia. Namun, tantangan ini tidak boleh menyurutkan semangat kita dan tidak boleh menurunkan target SDGs kita. Kita harus mencari cara-cara baru, kita harus menemukan terobosan-terobosan baru, agar kita bisa melakukan lompatan dalam mencapai target SDGs. Presiden menunggu rekomendasi konkret dari parapihak yang bisa digunakan sebagai rujukan untuk mempercepat pencapaian target SDGs.


Target dan tujuan SDGs secara eksplisit dimaksudkan untuk mencapai hasil-hasil pembangunan yang menggambarkan adanya kemajuan dalam hal pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara, memperbaiki manajemen air dan energi, dan mengambil langkah cepat untuk mengatasi perubahan iklim. Hal ini tergambar dalam empat pilar SDGs yaitu pilar ekonomi, pilar sosial, pilar tatakelola, pilar lingkungan. Secara umum, pilar, target dan tujuan SDGs juga relevan dengan tujuan pembangunan nasional dan juga tujuan pembangunan di daerah.


Pandemi Covid-19 yang dimulai sejak tahun 2020 telah mengajarkan kita semua bahwa pembangunan ekonomi hijau telah menjadi kebutuhan di negeri ini. Sektor-sektor kerakyatan berbasis hutan dan lahan terbukti mampu menjadi benteng perekonomian nasional yang mampu bertahan menopang sektor lainnya.


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia di kuartal II 2020 mengalami kontraksi atau tumbuh negatif 5,32% secara year on year . Dibanding kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 adalah minus 4,19%. Meski demikian, masih ada sektor yang tetap tumbuh di tengah kondisi ekonomi yang minus. Yakni, sektor pertanian termasuk kehutanan di dalamnya, informasi dan komunikasi, serta pengadaan air.


Pembangunan di Indonesia harus  didorong untuk sepenuhnya mendukung pencapaian setiap goals. Penghubungan antara goals di SDGs dan tingkat relevansi harus dijadikan dasar pertimbangan dalam merumuskan sasaran strategis dan indikator output kegiatan. Harapannya ialah ouput yang dihasilkan memberikan outcome yang relevan, baik pada isu ekonomi, sosial, lingkungan maupun tata kelola. Sumberdaya lingkungan hidup, termasuk secara khusus hutan didalamnya, diarahkan untuk memberikan kemakmuran rakyat.

Salah satu Tujuan Global dalam Agenda 2030 : Sustainable Development Goals (SDGs) adalah Melindungi, Merestorasi dan Meningkatkan Pemanfaatan Berkelanjutan Ekosistem Daratan, Mengelola Hutan Secara Lestari, Menghentikan Penggurunan, Memulihkan Degradasi Lahan, serta Menghentikan Kehilangan Keanekaragaman Hayati, atau lebih tepatnya dikenal dengan Goal 15 Ekosistem Daratan.

Ekosistem daratan sebagai habitat manusia juga merupakan sumber penghidupan sosial ekonomi manusia yang harus terjamin kelestarian daya dukung dan daya tampungnya. Salah satu unsur penting dari ekosistem daratan itu ialah hutan.

Hutan memiliki peran yang signifikan dalam mengurangi risiko bencana alam, antara lain banjir, kekeringan, tanah longsor dan kejadian ekstrim lainnya. Pada tingkat global, dikutip dari PBB, hutan memitigasi perubahan iklim melalui penyerapan karbon, berkontribusi pada keseimbangan oksigen, karbon dioksida, dan kelembaban di udara serta melindungi daerah aliran sungai, yang memasok 75% air tawar di seluruh dunia.

Secara ruang, kawasan hutan di Indonesia meberikan ruang kelola untuk masyarakat  dan berbagai aktifitas Ekonomi yang berkaitan langsung dengan pengentasan kemiskinan dan kesenjangan, ruang anti kelaparan melalui penyediaan pangan,  ruang infrastruktur, pariwisata, tanaman berkayu dan sumber energi.

Dari aspek fungsi, kawasan hutan di Indonesia memiliki beberapa fungsi, diantaranya produksi kayu, hasil hutan bukan kayu, energi biomassa, pangan, konservasi keanekaragaman hayati, pengatur tata air, pengendalian erosi, siklus hara, penyerapan karbon, ekowisata dan jasa lingkungan lainnya yang faktanya memiliki nilai ekonomi nyata untuk masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun