Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Money

Minyak Karo-Nande, Produk UMKM Sehat dari Tanah Karo untuk Indonesia Sehat

23 November 2018   01:55 Diperbarui: 24 November 2018   07:52 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barangkali masyarakat Indonesia tidak terlalu familiar dengan produk kesehatan tradisionil yang satu ini, setidaknya sampai Anthony Ginting Sinisuka pemain bulutangkis kebanggaan Indonesia, khususnya warga suku Karo itu mem-viral-kannya, setelah mengalami cedera dalam pertandingan babak final bulutangkis beregu putra di Istora, Senayan, Jakarta melawan pemain China, Shi Yuqi pada perhelatan Asian Games Tahun 2018 bulan Agustus yang lalu. Cedera di bagian kakinya dapat cepat pulih karena "nande"nya (ibu, bahasa Karo) membaluri kaki Ginting dengan minyak Karo.

Berbicara tentang minyak Karo tentu tidak bisa tidak akan sedikit membutuhkan pengenalan tentang Karo, baik sebagai entitas geografis, administratif, etnis, demografis dan tentu saja potensi usaha mikro kecil dan menengah yang menjadi topik pembahasan dalam artikel ini.

Kabupaten Karo merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis, Kabupaten Karo memiliki potensi pengembangan kawasan agroindustri, pengolahan hasil pertanian, perdagangan barang dan jasa, pengembangan destinasi pariwisata, pengolahan hasil perkebunan, pengolahan hasil budidaya kehutanan dan pusat cagar budaya.

Di kabupaten ini terdapat dua gunung berapi yang aktif yaitu Gunung Sinabung dan Gunung Sibayak. Secara topografis berada pada ketinggian 200 -- 1.500 meter di atas permukaan laut. Kondisi ini membuat Kabupaten Karo sangat cocok sebagai daerah pertanian dengan potensi pariwisata yang baik.

Tanah Karo tempo dulu dengan latar Gunung Sinabung (https://www.facebook.com/teo.tarigan.5
Tanah Karo tempo dulu dengan latar Gunung Sinabung (https://www.facebook.com/teo.tarigan.5
Secara administratif, Kabupaten Karo terdiri dari 17 kecamatan, 259 desa dan 10 kelurahan. Secara demografi, sesuai hasil sensus penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten Karo berjumlah 350.960 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 180 jiwa/km. Kabupaten Karo adalah daerah yang dihuni oleh beragam suku, mayoritas adalah suku Karo, namun sistem kekerabatan yang sangat terbuka terhadap akulturasi berbagai nilai, membuat daerah ini menjadi daerah yang sangat toleran dan terjalin keharmonisan hidup di masyarakat dengan berbagai latar belakang yang berbeda.  

Dalam aspek kesejahteraan dan pemerataan ekonomi yang mencakup pertumbuhan PDRB, sebagai indikator yang memberikan informasi tentang gambaran keberhasilan pembangunan ekonomi regional Kabupaten Karo, dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo terbesar disumbang oleh sektor pertanian, yakni sebesar 8.492,91 milyar rupiah atau 56,06% dari total PDRB, dan terkecil dari sektor pengadaan air, pengolahan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 12,72 milyar rupiah atau 0,08% dari total PDRB. Sementara itu sektor industri pengolahan, dimana usaha mikro, kecil dan menengah ada di dalamnya memberikan sumbangan sebesar 512,07 milyar rupiah atau 3,38% terhadap PDRB.

Satu yang menarik adalah, pertumbuhan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari tahun 2011-2015 mengalami penurunan dari -3,12% di tahun 2011 menjadi -6,76% di tahun 2015. Hal ini bisa saja disebabkan oleh faktor erupsi Gunung Sinabung yang berlangsung terus menerus sejak tahun 2013 tanpa putus hingga saat ini, walaupun intensitasnya sudah menuju normal.

Erupsi Gunung Sinabung (dokpri)
Erupsi Gunung Sinabung (dokpri)
Erupsi Gunung Sinabung (dokpri)
Erupsi Gunung Sinabung (dokpri)
Akibat erupsi ini, sentra-sentra pertanian holtikultura yang tersebar merata pada desa-desa di sekitar kaki Gunung Sinabung menjadi hancur dan tidak bisa diusahai lagi. Namun, kalau diperhatikan lebih jauh sebenarnya ada yang baik dengan fakta ini, karena adanya pergeseran sektor penyumbang pertumbuhan PDRB Kabupaten Karo, dimana pada periode ini pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karo naik sebesar 5,18% dari tahun 2014 ke tahun 2015. Salah satunya adalah sumbangan sektor industri pengolahan, dimana usaha mikro, kecil dan menengah ada di dalamnya, dengan kenaikan dari 4,36% pada tahun 2011 menjadi sebesar 11,25% pada tahun 2015. (Sumber RPJMD Kabupaten Karo 2016-2021).

Penyajian data ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa sebenarnya potensi pengembangan UMKM di Kabupaten Karo sangat menjanjikan untuk mendukung perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Kembali ke pembahasan awal mengenai minyak Karo. Sebagai salah satu produk kesehatan tradisionil yang merupakan warisan luhur turun temurun yang hidup sejak dahulu sampai sekarang pada keluarga-keluarga di desa-desa dan kota di Tanah Karo, minyak Karo mempunyai potensi yang baik untuk lebih dikembangkan sebagai produk UMKM andalan. Ditambah lagi di era pemasaran yang semakin mudah dengan dukungan teknologi informasi dan jasa pengiriman yang baik melalui layanan ekspedisi seperti saat ini.

Kesadaran akan hal ini justru saya dapatkan dari kegiatan produksi minyak Karo yang dijalankan oleh ibu beberapa waktu belakangan ini. Dengan memanfaatkan pengetahuan yang dia dapatkan secara turun temurun dari orang tua, ditambah pengembangan hasil belajar sendiri serta eksperimen yang dia lakukan, maka saat ini ibu sudah rutin memproduksi minyak Karo walaupun masih banyak kekurangan disana sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun