Pada sebuah episode serial Naruto The Movie dengan judul Return of The Kazekage: Kematian yang tertunda, menceritakan serombongan Shinobi atau ninja dalam sebuah misi pencarian dan penyelamatan Gaara, seorang Shinobi dari desa Sunagakure. Gaara baru saja mengalami pertarungan hebat menghadapi musuh yang jahat demi menyelamatkan desa.
Ketika Naruto menemukan Gaara yang disekap musuh di dalam Shabaku Tenso, media pertahanan milik Gaara, hampir bersamaan dengan para Shinobi lainnya yang akhirnya tiba di lokasi. Ikut dalam rombongan para Shinobi antara lain Nenek Cio, seorang ninja medis yang sudah tua, Sakura, seorang ninja medis yang masih belia, Guru Kakashi, Rock Lee, Gai, Neji dan Tenten seorang gadis Shinobi.
Di suatu tempat perhentian dalam perjalanan pulang membawa Gaara kembali ke desa, situasi menjadi muram setelah Sakura memeriksa dan memastikan bahwa Gaara ternyata telah mati dalam perjalanan. Diantara mereka semua, Naruto adalah yang paling terpukul dan histeris. Tidak saja karena ia dan Gaara adalah dua orang sahabat karib meskipun masing-masing dari desa yang berbeda, tetapi karena Naruto merasa kalau mereka berdua mengalami nasib yang sama. Tubuh Naruto dan Gaara digunakan oleh para tetua desa sebagai "penjara" bagi Biju, sesosok roh monster jahat yang sangat kuat dan suka merusak. Kalau tidak dikendalikan atau dipenjarakan, maka Biju ini bisa saja merusak desa.
Naruto sangat terpukul dan merasa gagal, karena tidak bisa menyelamatkan Gaara sahabatnya. Ia melampiaskan duka dan penyesalannya melalui gugatannya kepada teman-temannya para Shinobi. Ia merasa bahwa dirinya dan Gaara tidak sepatutnya dimanfaatkan dengan keji sebagai penjara bagi makhluk jahat yang bisa membunuh. Naruto mengharap dalam ratapan, jika seandainya mereka tidak dimanfaatkan mungkin Gaara tidak akan mati dengan tragis.
Tergerak hatinya melihat derai air mata dan ungkapan histeria Naruto yang hancur perasaannya, maka Nenek Cio yang adalah ketua dari para ninja pemilik ilmu Tensen, ilmu yang memungkinkan pemiliknya menghidupkan boneka menjadi ninja yang ganas, akhirnya menggunakan cakranya untuk menghidupkan kembali Gaara. Apakah karena kemampuannya menghidupkan benda mati atau karena hal yang lain, Nenek Cio sebenarnya telah menjadi seorang yang mati rasa. Ia bahkan pernah menetapkan hati untuk tidak akan pernah menaruh belas kasihan kepada siapapun dan sampai kapanpun.
Kondisi Nenek Cio yang tua renta dan baru saja bertarung hebat dengan Sasori, seorang murid terbaiknya yang berbalik melawannya, maka cakranya sendiri tidak akan cukup untuk menolong Gaara. Maka ia meminta Naruto untuk turut mengalirkan cakra ke tubuh Gaara.
Sadar akan konsekuensi tindakannya menggunakan Tensen berisiko menghilangkan nyawanya sendiri, maka Nenek Cio menyampaikan pesan kepada Naruto di sisa terakhir nafasnya, katanya: "Naruto, kekuatan aneh yang ada pada dirimu akan sangat berguna kelak di masa depan, tidak saja bagi Konoha, tetapi juga bagi Sunagakure dan desa lainnya. Jadilah hokage yang lebih baik dari para pendahulumu, selamatkanlah Gaara", dan Nenek Cio pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Beberapa saat setelah pemakaman Nenek Cio, Guru Kakashi menjelaskan kepada Naruto maksud perkataan nenek Cio kepada dirinya, bahwa Nenek Cio menaruh harapan yang sangat besar kepada Naruto dan Gaara agar kelak menjadi Shinobi sekaligus kepala desa yang baik di Konoha dan Sunagakure. Kekuatan aneh yang dimaksud nenek Cio tidak lain adalah tindakan penuh belas kasih yang ditunjukkan Naruto kepada sahabatnya. Tidak saja terlihat melalui derai air mata dan histeria, tetapi melalui pengenalannya yang mendalam akan penderitaan yang dialami oleh sahabatnya, sehingga mendorongnya melakukan upaya penyelamatan meskipun risiko nyawa menjadi taruhannya.
Bagi Nenek Cio sendiri, belas kasihan itu adalah kekuatan aneh karena mampu menggerakkan hatinya yang mati rasa untuk merasakan bahagia karena melakukan sesuatu yang berguna bagi sesama. Belas kasihan kepada sesama akan mengobati kepedihan dan luka atas kejahatan dari masa lalu.
Pada kisah selanjutnya, Naruto memang menjadi hokage di Konoha dan Gaara menjadi kazekage di Sunagakure. Hokage dan kazekage adalah sebutan untuk kepala desa di dunia Shinobi, dan mereka berdua adalah kepala desa yang setia dan saling menjaga.
Pesan Guru Kakashi: "seorang Shinobi yang tidak patuh kepada aturan sama rendahnya dengan sampah, tetapi Shinobi yang tidak menunjukkan rasa belas kasihan kepada sesamanya meskipun demi menegakkan aturan, maka ia lebih rendah dari sampah".