Mohon tunggu...
Tengku Bintang
Tengku Bintang Mohon Tunggu... interpreneur -

Pensiunan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Video Mesum Lagi, Kali Ini dengan Hewan!

2 November 2013   18:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:41 7240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Olala, bangsa ini memang benar-benar kurang kerjaan. Ada-ada saja yang diributkan. Bosan mengupas politik pencitraan, menonton rekayasa hukum, menyemangati KPK yang tebang-pilih memberantas korupsi, eeee…, isu selangkangan menyeruak lagi. Dibahas dan dibahas lagi. Akhirnya persoalan bangsa yang fundamental tetap luput dari perhatian.

Padahal setiap orang memiliki satu ‘barang’, tak ada yang dua. Bentuk dan ukurannya juga kurang lebih sama. Yang laki-laki begitulah, dan yang perempuan pun begitulah.

Kali ini penulis menemukan video mesum antara manusia dengan hewan. Ada perempuan (manusia) melakukan hubungan seks dengan hewan jantan. Begitu juga laki-laki (manusia) melakukan hubungan seks dengan hewan betina. Padahal ada manusia lawan jenis di dekatnya. Laki-laki vs laki-laki, perempuan vs perempuan, berombong-rombongan. Pokoknya rame. Penulis sendiri tidak tahu dimana video itu direkam, kapan dan siapa-siapa pelakunya. Bagi yang ingin melihat videonya, cari sendiri di internet, berjibun tuh. Terabas saja, lama-lama akan bertemu. Masakan begitu saja minta diajari…

Tapi yang sedikit menggelikan adalah ramainya pengunjung situs boneka sintetik di dunia maya. Itu adalah boneka karet seukuran manusia yang terkenal cantik-cantik dari negeri ‘oko-oko’. Kabarnya ada yang bisa bergerak-gerak dan merintih-rintih seperti manusia betulan, meskipun tidak jelas apa yang diomongkannya. Karena harganya lumayan mahal, ada orang yang membelinya secara patungan, rencananya mungkin gantian menyimpannya. Heu heu heu…

Yang saya tahu seorang kompasianer memilikinya. Sejak benda itu diterimanya ia sudah bingung dimana hendak menyimpannya. Dibawa ke rumah tidak mungkin. Disimpan di kantor takut ketahuan orang. Akhirnya boneka itu disimpannya di kebon. Tapi lama-lama ia kuatir boneka itu diseruduk babi hutan, atau digigit tikus, atau dicuri orang. Maka diambilnya lagi pada malam hari, lalu dinaikkannya ke pohon kelapa dan menyimpannya di atas sana.

Pembeli ‘otong-otongan’ di dunia maya ramai juga. Ada yang menyukai ukuran panjang, besar, berat dan hitam. Ada yang suka permukaannya kasar seperti jagung bakar. Tersedia pula yang bisa bergerak-gerak pada ujungnya dan bisa menyembur-nyembur. Bermacam-macam bentuk dan ukurannya. Yang saya tahu, ada juga kompasianer wanita memilikinya.

Ah, sudahlah, semoga perbincangan mengenai barang setumpuk ini segera usai.

Tidak bermutu!

*****

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun