Mohon tunggu...
Temonsky
Temonsky Mohon Tunggu... Orang Senang

Semua hal-hal baik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

MBG: Revolusi Gizi yang Tak Boleh Lengah pada Keamanan Pangan

26 September 2025   11:56 Diperbarui: 26 September 2025   11:56 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.presidenri.go.id/foto/program-makan-bergizi-gratis-harapan-baru-untuk-anak-indonesia/#gallery-4

Hampir sembilan bulan sejak peluncuran Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada 6 Januari 2025, capaian program ini sungguh luar biasa. Data Badan Gizi Nasional per 26 September 2025 menunjukkan lebih dari 1,1 miliar porsi makanan bergizi telah dimasak dan dibagikan di seluruh Indonesia.

Sebanyak 9.406 dapur penyedia (SPPG) kini beroperasi di 38 provinsi, menjadi denyut nadi program. Dampaknya pun terasa luas yaitu lebih dari 28,2 juta anak sekolah, hampir 1 juta balita, dan ratusan ribu ibu hamil serta menyusui merasakan manfaat langsung. Tidak hanya itu, program ini juga menyerap 337 ribu tenaga kerja, membuka lapangan pekerjaan besar bagi masyarakat lokal.

Namun, keberhasilan angka-angka ini tidak boleh membuat kita lengah. Dari 9.406 SPPG, sebanyak 9.327 dapur (99,1%) berhasil menjaga catatan bersih tanpa insiden. Tetapi 79 dapur tercatat melakukan pelanggaran keamanan pangan, mulai dari teguran hingga penutupan. Angka 99,1% memang tinggi, tetapi dalam konteks pangan anak-anak, satu insiden saja bisa berdampak serius pada kesehatan dan kepercayaan publik. Target pemerintah jelas: 0% insiden keamanan pangan.

Untuk itu, pengawasan lebih ketat dan sertifikasi keamanan pangan menjadi langkah krusial ke depan. Semua dapur harus rutin diaudit, tenaga kerja dilatih, dan standar kebersihan dijalankan tanpa kompromi. Program MBG bukan sekadar soal gizi, tetapi juga soal keadilan sosial, pemberdayaan ekonomi, dan membangun kepercayaan masyarakat.

Kesimpulannya, revolusi gizi ini akan benar-benar berhasil jika setiap piring yang tersaji aman, bergizi, dan bermartabat. Untuk mencegah keracunan dan memastikan kualitas terbaik, kombinasi pengawasan, edukasi gizi, inovasi menu, dan teknologi pemantauan harus dijalankan secara konsisten. MBG adalah bukti bahwa pemerataan gizi dan pemberdayaan ekonomi bisa berjalan beriringan,  selama keamanan pangan menjadi prioritas utama.

Dengan komitmen ini, setiap anak Indonesia dapat menikmati gizi optimal tanpa risiko, dan revolusi gizi yang sejati benar-benar tercapai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun