Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjadi salah satu kebijakan paling masif dan menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Kritik dan sorotan memang muncul, namun di balik itu, data di lapangan menunjukkan bahwa manfaat MBG jauh lebih luas dan signifikan dibanding persoalan teknis yang terjadi.
Jutaan Anak Jadi Penerima Langsung
MBG telah menjangkau sekitar 9.000 sekolah penyelenggara (SPPG). Di setiap sekolah, rata-rata 3.000 anak menerima santapan bergizi setiap hari sekolah. Artinya, lebih dari 27 juta anak menjadi penerima manfaat langsung.
Asupan gizi yang rutin ini terbukti mendukung tumbuh kembang, meningkatkan konsentrasi belajar, dan menekan risiko stunting. Bagi keluarga, beban pengeluaran harian berkurang karena kebutuhan gizi anak terpenuhi di sekolah.
Ratusan Ribu Pekerja Terserap
Program ini juga membuka lapangan kerja dalam jumlah besar. Setiap SPPG melibatkan 40--50 pekerja mulai dari juru masak, tenaga logistik, hingga distribusi. Total ada sekitar 360.000--450.000 tenaga kerja terserap secara langsung.
Lebih jauh, petani, peternak, nelayan, dan UMKM pangan turut diuntungkan. Pasokan sayur, ikan, daging ayam, telur, hingga buah diserap dari produsen lokal. Dengan begitu, MBG bukan hanya memberi makan anak, tapi juga menggerakkan rantai ekonomi dari hulu ke hilir.
Miliaran Porsi Tersaji
Sejak bergulir, MBG telah menyajikan lebih dari 5 miliar porsi makanan untuk anak-anak. Angka ini menunjukkan skala program yang sangat besar sekaligus keberhasilan dalam memastikan kontinuitas pangan sehat bagi jutaan siswa di seluruh Indonesia.
Dampak Hulu ke Hilir
Dampak MBG terasa nyata dari hulu hingga hilir.