Mohon tunggu...
Mania Telo
Mania Telo Mohon Tunggu... swasta -

@ManiaTelo : Mengamati kondisi sosial,politik & sejarah dari sejak tahun 1991

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Merdeka atau Mati

17 Agustus 2016   08:21 Diperbarui: 17 Agustus 2016   10:57 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hal-hal yang dianggap tabu oleh setiap keyakinan orang tuanya dianggap sebagai terbelakang. Perkawinan bukan dianggap sebagai hal yang sakral. Kalau ada cinta dan ada uang,maka terjadilah perkawinan. Besok kalau tidak ada lagi cinta dan merepotkan saja,maka perceraian menjadi pilihan utama....! Just simple...!

Cara berpikir sangat sederhana itu tanpa disadari sekarang sudah menjangkiti para pemimpin bangsa ini. Mungkin karena pengaruh dan desakan medsos yang lebih banyak digunakan oleh para generasi milenial,para pemimpin bangsa ini sangat ketakutan sekali bila suara-suara di media sosial sudah sangat buruk bagi pencitraannya. Mereka mendesak menteri diganti,presiden pun melakukan 'reshufle'...pokoknya maunya mereka dituruti tanpa sadar oleh para pemimpin bangsa ini. Tentu semua demi pencitraan dan suara pemilih dari generasi milenial ini. Orang pun sudah tidak punya pegangan dalam prinsip memimpin yang teguh.

Bangsa yang besar dan kuat terbentuk bilamana para pemimpinnya dibentuk dari karakter yang kuat,tidak peduli pencitraan,mempunyai moralitas yang benar serta mentalitas yang tidak lagi diragukan. Kehidupan berkeluarga harus menjadi teladan dan contoh dalam menilai kehidupan moral dan mentalitas seseorang. Sebab keluarga menjadi soko guru bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang kuat.

Bangsa Amerika Serikat dulu sangat memperhatikan kehidupan keluarga para calon presiden dan wakil presidennya. Mereka tidak mau mempunyai presiden yang cacat dalam berkeluarga. Tetapi ketika norma-norma itu mulai tersingkir,maka bangsa Amerika Serikat mulai menjadi cemoohan banyak bangsa. Bangsa Amerika Serikat terus mengalami penurunan dalam karakter moral dan mental,tetapi yang mengerikan justru karakter ini sekarang di ekspor ke banyak bangsa dan negara untuk merusak generasi milenial sehingga menjadi serupa dengan mereka.

Siapkah Indonesia mengantisipasi peralihan generasi ini? Siapkah generasi muda ini berani memekikkan kalimat "Merdeka atau Mati"...? Atau mereka justru memekikkan "Saya merdeka,kamu yang mati...!"...?

Dirgahayu RI ke-71

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun