Mohon tunggu...
Teguh Prasetiyo
Teguh Prasetiyo Mohon Tunggu... MAHASISWA SOSIOLOGI

Studying Sociology | Menulis | Research

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Transformasi Ekonomi Lokal dan Menurunnya Aktivitas Jual Beli di Pasar Tingkat Lamongan

28 Juli 2025   22:06 Diperbarui: 28 Juli 2025   22:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Tingkat Lamongan (Sumber: https: radarlamongan.jawapos.com)

Keberadaan pasar ini dulu sangat penting dalam struktur ekonomi lokal. Bagi masyarakat Lamongan, pasar ini menjadi tempat di mana uang berputar dan kebutuhan terpenuhi dalam satu tempat. Pasar ini juga menjadi tempat berbagai lapisan masyarakat bertemu dalam kesetaraan. Ibu rumah tangga, petani, nelayan, hingga pedagang keliling, semua merasa memiliki tempat di sini. Maka ketika aktivitas pasar mulai berkurang, yang hilang bukan hanya transaksi, tapi juga bagian dari identitas lokal yang dulu begitu kuat terasa.

B. Ciri-Ciri Transformasi Ekonomi Lokal

Perubahan ekonomi lokal di Lamongan ditandai dengan munculnya berbagai pilihan belanja yang lebih modern dan cepat. Minimarket tumbuh di hampir setiap sudut kota dan desa, sementara e-commerce menjadi pilihan utama generasi muda dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kepraktisan dan kenyamanan menjadi alasan utama mengapa banyak orang mulai meninggalkan pasar tingkat. Belanja kini bisa dilakukan dari rumah, cukup lewat aplikasi, dengan pilihan produk yang dikemas menarik dan bisa dikirim dalam hitungan jam.

Gaya hidup masyarakat juga ikut berubah. Jika dulu aktivitas belanja ke pasar menjadi rutinitas harian atau mingguan yang dinantikan, kini belanja dianggap sebagai aktivitas yang perlu dilakukan secepat dan sesingkat mungkin. Produk-produk yang dijual secara online atau di toko modern tampil lebih rapi, higienis, dan sesuai dengan standar konsumsi masa kini. Transformasi ini menunjukkan bahwa selera konsumen bukan hanya soal harga, tapi juga kemudahan dan praktis. Pasar tingkat yang tidak mampu menyesuaikan diri mulai tertinggal, terutama dalam hal promosi dan tampilan produk.

C. Dampak Langsung terhadap Pasar Tingkat

Dampak dari perubahan ini sangat terasa di Pasar Tingkat Lamongan. Jumlah pengunjung harian menurun drastis dibandingkan dulunya, dan banyak pedagang yang memilih menutup kios karena tidak sanggup menanggung biaya sewa maupun stok barang yang tidak laku. Suasana pasar yang dulunya hidup kini berubah menjadi sepi, dengan lorong-lorong yang dulunya dipenuhi pembeli kini kosong dan senyap. Beberapa area bahkan tampak usang, dengan bangunan yang mulai lapuk karena kurang perawatan dan pengunjung yang tidak lagi datang.

Penurunan ini bukan hanya masalah jumlah transaksi, tapi juga perubahan struktur sosial di sekitar pasar. Dengan pasar mulai ditinggalkan, hubungan antarwarga yang terbentuk melalui interaksi harian juga perlahan terputus. Pasar tidak lagi menjadi pusat cerita dan kehidupan warga. Banyak pedagang yang akhirnya beralih profesi atau memilih berdagang secara daring, meski tidak semua memiliki kemampuan dan akses untuk itu. Ini menjadi tantangan besar bagi pelaku ekonomi lokal untuk bertahan di tengah perubahan.

D. Suara Pedagang dan Konsumen

Dari sisi pedagang, banyak yang mengeluhkan berkurangnya pembeli dan meningkatnya persaingan, terutama dengan toko modern yang menawarkan kenyamanan berbelanja. Sebagian pedagang merasa tidak mampu menyaingi harga atau kemasan produk dari toko besar dan platform digital. Mereka juga kesulitan mengikuti tren pemasaran seperti penggunaan media sosial atau layanan antar, yang kini menjadi keunggulan toko online. Meski tetap setia berjualan, banyak dari mereka mengaku hanya mengandalkan pelanggan lama atau sekadar bertahan karena tidak punya pilihan lain.

Sementara itu, dari sisi konsumen, alasan utama mereka beralih ke tempat belanja lain adalah soal efisiensi. Mereka merasa toko modern lebih bersih, praktis, dan bisa melayani tanpa banyak antre. Apalagi generasi muda kini lebih akrab dengan aplikasi belanja dibanding suasana pasar tingkat. Keterputusan generasi ini dari budaya belanja tradisional membuat pasar semakin jauh dari perhatian mereka. Akibatnya, pasar menjadi ruang yang semakin tua, dihuni oleh pedagang yang masih bertahan dalam cara lama, tanpa banyak kunjungan dari generasi muda.

E. Harapan dan Solusi yang Dilakukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun