Sebuah penelitian tahun 2017 oleh konsultan ternama PricewaterhouseCoopers memaparkan berbagai sejumlah persoalan keuangan 1600 pekerja di Amerika, termasuk sebagian besar didalamnya adalah para Millenial. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan sebanyak 41% responden milenial mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan hidup perbulan, 45% menyatakan tergantung dari hutang kartu kredit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hal ini pun tampak nyata dalam kehidupan para Millenial di Indonesia dimana berbagai permasalahan dalam bidang keuangan pribadi dapat ditemui. Â Menumpuknya hutang kartu kredit, rendahnya tingkat tabungan dan investasi, sulitnya untuk memiliki rumah sendiri, dan tidak adanya perencanaan pensiun adalah beberapa masalah yang mungkin dihadapi oleh teman2 Millenials.
Apakah ini adalah kesalahan para Millenials ?
Bukan ! Penulis percaya bahwa kondisi ini bukanlah sepenuhnya kesalahan dari para Millenials. Mereka adalah korban dari lingkungan yang mendorong sifat konsumerisme dan hedonism yang pada akhirnya dapat merusak kondisi keuangan dan masa depan teman2 Millenials.
Ada 2 faktor utama yang kami percaya mengakibatkan terjadinya kondisi ini :
1. Minimnya pendidikan keuangan yang diberikan pada kaum Millenials
Sepanjang 12 tahun pendidikan dasar dan 4 tahun pendidikan lanjut, berbagai ilmu pengetahuan diberikan pada kaum Millenial. Tapi sangat sedikit ilmu mengenai pengelolaan keuangan, investasi, pengelolaan hutang, dll yang diberikan kepada mereka. Sebagai akibatnya, ketika mereka mulai masuk ke dunia kerja dan mulai menghasilkan uang, mereka tidak memiliki ilmu dan pengetahuan yang cukup untuk mengelola uang tersebut.
2. Lingkungan yang memudahkan konsumerisme dan hedonism
Kartu kredit dan eCommerce adalah kemudahan dan terobosan yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, hal-hal ini juga mengakibatkan makin mudahnya untuk seorang Millenial untuk melakukan kesalahan-kesalahan finansial. Pembelian barang dapat dilakukan semudah genggaman tangan, dan peminjaman uang dapat dilakukan semudah memasukan nomor kartu kredit anda di aplikasi tersebut. Dua hal ini, jika dilakukan secara tak terkontrol, akan memiliki efek merusak dalam kehidupan anda. Dan sayangnya, ini bukanlah hal yang dipedulikan oleh perusahaan-perusahaan commerce besar dalam bisnis mereka
Pendidikan perencanaan keuangan, tugas siapa ?