Mohon tunggu...
teguh prasettiyo
teguh prasettiyo Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Agama Islam

diatas langit masih ada langit

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidik dalam Filsafat Pendidikan

28 Mei 2012   14:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:40 3015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latarbelakang

Salah satu unsur penting dari proses kependidikan adalah pendidik. Di pundak pendidik terletak tanggung jawab yang amat besar dalam upaya mengantarkan peserta didik kearah tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Hal ini karena pendidikan merupakan cultural transition yang bersifat dinamis kearah perubahan yang bersifat kontinyu, sebagai sarana fital bagi membangun kebudayaan dan peradaban umat manusia. Dalam hal ini, pendidik bertanggungjawab memenuhi kebutuhan peserta didik, baik spiritual, intelektual, moral, estetika dan kebutuhan fisik peserta didik.

Sejalan dengan perkembangan zaman maupun ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidik dituntut untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya. Selain itu, kepribadian yang meliputi sifat dan sikap ( perbuatan ataupun ucapan ) yang baik hendaknya tercermin pada seorang pendidik. Dengan demikian, terwujudlah peserta didik yang berwawasan luas, bermoral dan beretika. Untuk menjadi pendidik yang bisa berpengaruh kepada peserta didik, hendaknya kita memahami terlebih dulu mengenai pengertian, kedudukan, dan sifat yang baik dari seorang pendidik. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak dalam bab pembahasan.

B.Rumusan masalah

a.Pengertianpendidik

b.Kedudukan pendidik

c.Sifat pendidik

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian pendidik

Dari segi bahasa pendidik adalah orang yang mendidik[1]. Dari segi istilah merupakan profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada seseorang yang tugasnya berkaitan dengan pendidikan[2]

B.Kedudukan Pendidik

Dalam islam orang yang beriman dan berilmu pengetahuan sangat luhur kedudukannya di sisi Alloh SWT. sebab guru memiliki beberapa fungsi mulia, diantaranya :

1.Fungsi penyucian:sebagai pemelihara diri, pengembang serta pemelihara fitroh manusia.

2.Fungsi pengajaran:sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan.

Selanjutnya, jika kita mencoba mengikuti petunjuk Al-Qur’an, akan dijumpai informasi bahwa yang menjadi pendidik itu secara garis besar ada 4, yaitu[3] :

vSebagai pendidik pertama adalah Allah

vSebagai pendidik kedua adalah Nabi Muhammad SAW

vSebagai pendidik ketiga adalah orang tua

vSebagai pendidik ke empat adalah orang lain. Orang lain inilah yang nantinya disebut guru.

Seorang pendidik yang melakukan kegiatan danmemberikan pengetahuan, ketrampilan, pendidikan, pengalaman, dan sebagainya. Orang yang melakukan kegiatan ini bisa siapa saja dan dimana saja. Di rumah, orang yang melakukan tugas tersebut adalah kedua orang tua, karena secara moral dan teologis merekalah yang diserahi tanggungjawab mendidik anaknya. Selanjutnya disekolah tugas tersebut dilakukan oleh guru, dan di masyarakat dilakukan oleh organissasi – organisasi kependidikan dan sebagainya. Atas dasar ini, maka yang termasuk dalam pendidikan itu bisa kedua orang tua, guru, tokoh masyarakat dan sebagainya.

Istilah pendidik dalam beberapa literatur kependidikan sering diwakili oleh istilah guru. Guru sebagai orang yang kerjanya mengajar / memberikan pengajaran di sekolah / kelas. Artinya, guru bekerja dalam pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak – anak mencapai kedewasaan masing – masing.Guru tidak hanya menyampaikan materi pengetahuan tertentu, tetapi ikut aktif serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa. Dari sini, kita bisa pahami bahwa kedudukan seorang guru sangat penting dalam proses pendidikan karena dia bertanggungjawab dan menentukan arah pendidikan dalam rangka mencetak generasi bangsa yang unggul disegala bidang.

Hasan Fahmi mengutip salah satu ucapan seorang penyair zaman modern, yang berkenaan dengan kedudukan guru. Syair tersebut artinya “Berdirilah kamu seorang guru dan hormatilah dia”. Seorang guru itu hampir mendekati kedudukan seorang rasul, yaitu menempati urutan kedua sesudah martabat Rasul.[4]

Sejalan dengan itu, Athiyah Al Abrasy mengatakan, seseorang yang berilmu kemudian mengamalkan ilmunya maka orang itulah yang berjasa besar di kolong langit ini.

Penghormatan terhadap guru yang demikian tinggi dapat dilihat dari jasanya yang demikian besar dalam mempersiapkan kehidupan bangsa di masa yang akan datang.

C.Sifat sifat pendidik

Dalam proses belajar mengajar seorang pendidik ( guru ) sebagai model atau suri - tauladan oleh siswa dalam setiap perilakunya. Untuk itu, sebelum memasuki proses belajar mengajar, ia harus mengerti bagaimana sebenarnya sikap terhadap dirinya sendiri sebagai manusia. Artinya, guru menjadi model sebagai pribadi, apakah berdisiplin, cermat, berpikir, mencintai pelajarannya, atau malah sebaliknya mematikan idealisme mereka. Diantara sifat – sifat pendidik yaitu :[5]

ØMempunyai watak dan sifat rubbaniah yang terwujud dalam tujuan, tingkah laku dan pola pikirnya.

ØBersifat ikhlas : melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-mata untuk mencari keridhoan Allah dan menegakkan kebenaran.

ØBersifat sabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada peserta didik.

ØJujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya.

ØSenantiasa membekali diri dengan ilmu, kesediaan diri untuk terusmendalami dan mengkajinya lebih lanjut.

ØMampu menggunakan metode pengajaran secara bervariasi sesuai penggunaan metode pendidikan.

ØMampu mengelola kelas dan peserta didik, tugas dan bertindak secara profesional.

ØMengetahui kehidupan psikis peserta didik.

ØTanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan / pola pikir peserta didik.

ØBerlaku adil terhadap peserta didik.

Sifat-sifat pendidik menurut Al-Abrasyi :[6]

ØSebagai pendidik hendaknya memiliki zuhud. Yaitu melaksanakan tugasnya bukan semata-mata karena materi akan tetapi lebih dari itu adalah karena mencari keridhoan Allah SWT.

ØSeorang pendidik hendaknya ihklas dan tidak riya dalam menjalankan tugasnya.

ØSeorang pemdidik hendaknya bersih fisiknya dari macam sifat tercela.

ØSeorang pendidik hendaknya bersikap pemaaf dan memaafkan kesalahan orang lain (terutama terhadap peserta didik)

ØSabar dan sanggup menahan amarah senantiasa membuka diri dan menjaga kehormatannya.

ØSeorang pendidik hendaknya mampu mencintai peserta didiknya sebagaimana ia mencintai anaknya sendiri. ( keibuan / kebapakan)

ØSeorang pendidik hendaknya mengetahui karakter peserta didik, seperti pembawaan, kebiasaan, perasaaan, dan berbagai potensi yang dimilikinya.

ØSeorang pendidik hendaknya menguasi pelajaran yang diajarkan baik dan profesional.

Secara umum tugas seorang pendidik adalah mendidik. Dalam operasionalnya, mendidik merupakan rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum memberi contoh, membiasakan dan lain sebagainya. Batasan ini memberikan arti bahwa tugas pendidik bukan hanya sekedar mengajar sebagaimana pendapat kebanyakan orang. Disamping itu pendidik juga bertugas sebagai motifator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta didik dapat teraktualisasi secara baik dan dinamis.

.BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut bahasa pendidik merupakan orang yang mendidik sedang menurut istilah pendidik sering diwakili dengan istilah guru atau bisa diartikan orang yang memiliki keahlian yang melekat pada seseorang yang tugasnya berkaitan dengan pendidikan.

Pendidikan itu bisa dilakukan dimana sajadan kapan saja. Di rumah, tanggungjawab itu pada kedua orangtua. Di sekolah, tanggungjawab pendidik dipundak para guru. Sedang di masyarakat, oleh organisasi – organisasi pendidikan yaitu tokoh masyarakat dan sebagainya.

Kedudukan seorang pendidik itu begitu mulia dan tentunya sangat berperan penting dalam menentukan arah pendidikan anak didik. Karena kedudukan yang tinggi dan terhormat itu, hendaknya kita memuliakan mereka ( Tuhan, Rasul, orang tua, dan guru ) sebagai pendidik disebabkan jasa mereka yang luar biasa.

Sifat seorang pendidik juga begitu agung. Mereka sebagai suri – tauladan, tingkah lakunya dapat ditiru dan di teladani dengan baik. Jadi tidak ada artinyapendidikan itu, bila sudah tidak dipatuhi dan diteladani sifat dan perbuatannya.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki dan Miftahul Ulum. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo : Stain Po Pres. 2007. Cet. I.

Samsul, Nizar. Filsafat Pendidikan Islam ( pendekatan historis, teoritis,dan praktis. Jakarta : Ciputat Pres. 2002. Cet.I.

[1] Parwadarminto, kamus umum bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, 1991) hlm. 250.

[2] Basuki, Miftahul ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam, (Ponorogo : Stain Po Press, 2007) hlm. 80

[3]Abudin nata, filsafat pendidikan islam (Jakarta : logos wacana ilmu, 1997) hlm. 65

[4] Asma Hasan Fahmi, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam ( terjemahan tentang “Al –Tarbiyah al – Islamiyah” (Jakarta: Bulan Bintang,1979), 25.

[5] Nizar, Samsul, Filsafat Pendidikan Islam,( Jakarta : Ciputat Pres, 2002), Cet.I, hal. 45-46

[6] Ibid, hal. 46

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun