Mohon tunggu...
Teguh Yuswanto
Teguh Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Suka belajar hal baru

jurnalis dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diagnosis Sang Psikolog Muda

19 Februari 2019   09:51 Diperbarui: 19 Februari 2019   10:33 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Galuh  agak bingung. Tiba-tiba di HP-nya masuk sebuah pesan singkat melalui whatsapp  yang isinya menanyakan kabar. Yang membuat Galuh bingung, bukan isi pesan yang diterimanya. Tapi nama pengirimnya, Fredy. Galuh  tak menduga sama sekali bahwa pria yang selama ini dipanggil,  'Om Fredy'  bakal menghubungi dirinya. Rasanya juga tak ada alasan untuk menghubungi dirinya. 

Fredy adalah ayah Tiara, teman Galuh semasa di SMA. Dan hubungan Galuh dengan Tiara, biasa saja. Tidak terlalu dekat. Juga tak terlalu jauh. Galuh hanya sekali bertemu dengan Om Fredy, saat dirinya main ke rumah Tiara.

"Selamat siang Galuh," sapa Fredy melalui WA kepada Galuh. "Ini Om Fredy, ayah Tiara. Maaf mengganggu,  bisa minta waktu sebentar?" tulis Fredy lagi.

"Selamat siang juga Om. Iya Om ada apa ya? Nggak menganggu kok. Kebetulan lagi gak ada kuliah," balas Galuh.

Galuh saat ini tengah kuliah di Fakultas Psikologi sudah semester 7. Jika tidak ada hambatan, mungkin setahun lagi akan lulus kuliah.  Memang sudah sesuai minat Galuh ambil   jurusan psikologi. Semasa di SMA, Galuh sering jadi tempat curhat teman-temannya.

 Macam-macam problem temannya. Ada yang orangtuanya bercerai. Ada yang ibunya meninggal. Ada yang ayahnya pergi karena kepincut wanita lain. Teman-teman Galuh yang jadi korban ulah orangtuanya semua curhat ke Galuh. Tiara salah satu yang pernah curhat juga ke pada Galuh.

Walaupun yang diceritakan Tiara bukan  soal kesedihan atau persoalan seperti teman-teman yang lain. Tapi lebih keseharain Tiara bersama ayahnya. Tiara pernah bercerita, kalau Fredy, ayahnya, salah satu ayah yang cukup moderat. Tidak terlalu memaksakan kehendak kepada anaknya. Kebetulan Tiara anak satu-satunya. Ibunya meninggal dunia. Praktis sehari-hari Tiara ditemani ayahnya.

"Kalau tidak keberatan, Om pengen ketemu Galuh. Tapi Om minta Galuh tak perlu cerita ke Tiara kalau Om, hubungi Galuh," kata  Fredy melalui pesan singkat yang dikirim melalui Whatsapp.

"Baik Om," balas Galuh singkat dibumbui emoticon smile.

Diam-diam, Galuh mengirim screenshoot komunikasi dirinya dengan Fredy kepada Tiara. Maksudnya biar tidak menimbulkan fitnah atau cerita yang berbeda. Galuh hanya memberi tahu kalau ayah Tiara ingin  mengajak bertemu. Galuh juga tidak tahu kira-kira ada berita penting apa sehingga harus bertemu empat mata.     

"Bagaimana kalau bertemu di kafe dekat rumahmu saja, jadi Galuh tidak terlalu jauh," tulis Fredy lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun