Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

Kenikmatan yang diberikan Allah juga ujian.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Amy Laurent, Srikandi yang Multitalenta

11 September 2019   18:46 Diperbarui: 11 September 2019   20:34 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amy Laurent, Srikandi yang Multitalenta | Dok. Amy Dewi

'' Papa  aku keturunan Jawa - Jepang. Mama akau keturunan Sunda dan seorang muslim. Saat mereka menikah keluarga besar mereka,  sama -- sama tidak merestui. Maka aku  tidak mempunyai saudara. Karena Papa dan Mama sejak aku bayi sudah bercerai maka aku hidup sama papa aku. Dari kecil yang membesarkan Papa sendiri.  Sejak itu dari aku kecil sampai besar mendapatkan didikan dari papa aku. Papa aku bergelut di bidang bisnis. Di dunia seni suara dan di dunia spiritual. Tapi papa dan mama aku sudah meninggal semuanya,'' tutur Amy.

 Karena dari kecil hidup dengan ayahnya saja, otomatis, Amy tidak pernah tahu saudara dari pihak ibu.

''Papa aku membesarkan aku sendirian. Single parent. Aku tidak pernah sama sekali kenal satu orangpun dari keluarga almarhum Mama aku. Jadi kenal sepihak dari keluarga almarhum Papa aku. Aku kadang-kadang bertemu dengan saudara dari keluarga Papa. Ketemu terakhir saat Makco (nenek dari ayah-pen)  meninggal dunia,'' ungkap Amy.  

Kesedihan menghampiri Amy saat duduk di bangku SMA. Ayah Amy meninggal dunia. Terpaksa Amy harus membiayai sendiri sekolahnya. Amy pindah ke Bandung dan sekolah di SMA Al Ma'soem, Jalan Raya  Cileunyi Rancaekek, Jatinangor, Jawa Barat. Di situlah Amy mencari beasiswa agar bisa melanjutkan sekolah.  

''Aku memutuskan cari beasiswa di yayasan Al Ma'soem. Aku bisa sekolah karena mengajar bahasa Jepang. Pindah dari batu ke Bandung sejak kematian papa agar bisa sekolah. Di Al Ma'soem. Aku mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi aku di AMIK  Al Ma'soem di Bandung dan mengajar bahasa Jepang di sana. Dan sebagai guru ekstrakurikuler bahasa Jepang  untuk SMA dan juga sebagai asisten dosen untuk mengajar diploma satu dan diploma tiga bisnis," ungkap Amy.

Dok. Amy Dewi
Dok. Amy Dewi
"Aku senang sekali bisa bersekolah dan membiayai diriku sendiri tanpa bantuan siapapun. Walaupun pada saat itu gaji aku hanya Rp. 7000/jam.  Tapi aku bersyukur, aku masih bisa  sekolah dengan mengajar bahasa," tandas Amy.

Sambil sekolah di tempat itu, Amy juga bekerja ditunjuk sebagai asisten dosen mata kuliah Bahasa Jepang di AMIK Al Ma'soem. Selain itu, Amy juga ditunjuk sebagai Pimpinan Unit Extra Kurikuler Bahasa Jepang SMP -- SMA Al Ma'soem.   

''Saat aku SMA di Bandung, pernah menjadi Juara Nasional Bahasa Inggris di tahun 2005 dan 2006. Juara pertama News Reading Contest of Senior High School, English Students Association Faculty of Language and arts Education Indonesia University of Education,'' ujar Amy yang mengaku menguasai tiga bahasa asing, Inggris, Jepang dan Mandarin.

Lulus dari Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK Al Ma'soem),dengan IPK 3,43, Amy hijrah ke Jakarta dan bekerja kantoran sebagai Personal Assistant.  Dari sinilah awal karier Amy sebagai seorang model. Tadinya sempat menjalani dua profesi. Sebagai sekretaris dan sebagai model. Tapi pihak kantor memberi waktu selama satu minggu untuk Amy berpikir dan memilih salah satu.   

'' Selama menjadi Personal Assistant Remco Lupker (alm), pendiri Toko Bagus itu sangat berkesan. Sampai  akhirnya aku masuk modeling. Karena itu perusahaan advertising. Jadi aku ditawari sebagai talent sama principal-principal. Sampai - sampai setiap kali ke kantor di Wisma Kemang  di lantai 2 sambil bawa koper isinya wardrobe, make-up dan lain sebaginya. Karena setelah pulang ngantor aku masih syuting. Remco sampai kasihan lihat aku ngantuk. Walau oke pekerjaan beres. Meeting presentasi segala macam,  tapi kasihan menjalankan dua profesi. Remco kasih waktu tujuh hari untuk memilih menjadi sekretaris atau jadi model saja. Dan  setelah memikirkan  matang - matang melihat kebahagiaan dan jumlah uang, aku akhirnya memutuskan resign untuk jadi full time model dan tidak pernah ngantor - ngantor lagi,'' ungkap Amy.    

Setelah resign dari kantor, Amy total menggeluti dunia model. Dia juga masuk menjadi anggota Indonesian Model Community. Tahun 2014, Amy menjadi cover majalah Hervas Models edisi 11 Laurentina Amy Dewi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun