Ancaman resesi menyisir dunia pada 2023. Sektor pangan diperkirakan mengalami krisis. Puluhan negara saat ini sedang antri kepada lembaga moneter internasional atau IMF, untuk menambah jumlah utang-utang mereka jelang persiapan menghadapi resesi.
Gambaran bencana akibat melemahnya sektor ekonomi, menimbulkan kegelisahan massif. berbagai pihak menggagas berbagai cara dan alternatif langkah agar mereka mampu mengimbangi tekanan resesi dan menekan interval waktunya berlangsung pendek.
Tapi apa boleh buat, gejolak politik dunia dan peperangan antara Rusia dan Ukraina juga wabah Pandemi Covid-19 menyebabkan dunia sulit mencari solusi. Langkah-langkah singkat atau maneuver pragmatis belum dapat menjadi pilihan untuk diandalkan. Inilah yang mendorong interval waktu krisis akan menjadi panjang.
Ketegangan diberbagai negara memuncak akibat tingginya ketergantungan mereka kepada sektor-sektor vital negara dan kebutuhan rakyat seperti pangan dan migas (minyak bumi dan gas).
Ketergantungan kepada sektor vital dari Negara luar beberapa negara dunia dipicu karena keadaan alam mereka serta potensi yang dimiliki sangat minim jika harus memproduksi pangan atau migas sendiri.Â
Suplai dari negara lain pun menjadi andalan ketersediaan kebutuhan sehari-hari. Demikian gambaran singkat resesi dan kecemasan yang akan dialami warga dunia saat menghadapi resesi.
Resesi, dalam beberapa penjelasan dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana perekonomian suatu negara sedang memburuk yang terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, maupun pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Keadaan memburuknya kondisi suatu negara dalam kurun waktu terakhir ini terpacu akibat pandemik Covid-19. Wabah ini setidaknya mampu menyebabkan beberapa persoalan muncul secara signifikan.
Secara sebab akibat pandemik, bahwa terjadi perlambatan ekonomi pada sektor riil menahan kapasitas produksinya. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi langkah jangka pendek antisipasi pelemahan produksi yang terus menerus. Pelemahan produksi ditunjukan dengan adanya sejumlah perusahaan yang berhenti beroperasi.