Mohon tunggu...
teddy setiawan
teddy setiawan Mohon Tunggu... -

study at university of Indraprasta PGRI, English Education program

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sejarah Singkat Tentang Pengajaran Bahasa

5 Agustus 2014   01:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:25 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sejarah Singkat Pengajaran Bahasa

Pembelajaran terhadap bahasa asing dimulai pada saat orang-orang Roma belajar bahasa Yunani sebagai bahasa kedua mereka sebelum abad ke-19. Sejak itulah orang-orang Eropa mulai belajar bahasa asing dan mulai memikirkan metode bagaimana cara mengajarkan bahasa kedua atau bahasa asing tersebut.

Mengapa orang-orang baik pada jaman dahulu maupun sekarang mempelajari bahasa kedua atau asing? Hal yang melatarbelakangi adalah bahwa 60% dari populasi dunia, bermasyarakat multibahasa. Dan jika kita flash back sejarah peradaban manusia pada jaman dahulu, mereka saling membutuhkan satu sama lain dan saling berinteraksi seperti dalam hal perdagangan, persebaran agama, pendidikan, dan pemerintahan (politik). Hal tersebut cukup jelas untuk mengatakan bahwa sepanjang sejarah pembelajaran bahasa asing selalu menjadi perhatian praktis yang penting.

Fakta menunjukan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang paling banyak dipelajari di seluruh dunia. Di dalam ilmu Sosiolinguistik, bahasa inggris termasuk dalam Lingua franca, yang fungsinya sebagai bahasa penghubung karena kedua pihak (pembicara dan lawan bicara) tidak menguasai bahasa yang saling dimengerti. Namun, 500 tahun yang lalu bahasa Inggris bukanlah bahasa yang paling banyak dipelajari. Melainkan bahasa LATIN yang menjadi bahasa dominan yang mencakup ranah pendidikan, perdagangan, agama, dan politik yang dipelajari di seluruh dunia.

Ekspansi Roma menandai pertama kalinya Metode pembelajaran bahasa digunakan dan diterapkan dengan bahasa Latin. Metode yang pertamakali digunakan yaitu metode GRAMMAR TRANSLATION METHOD (1840s – 1940s). Sejak ekspansi itu, tujuan orang-orang mempelajari bahasa Latin adalah “agar mampu membaca dan memahami literatur berbahasa Latin demi ilmu pengetahuan.”

Pada abad ke-16, bahasa Latin mengalami kemunduran dan secara bertahap mulai tidak lagi digunakan dan dipelajari sebagai bahasa lisan maupun tulisan. Political Changes manjadi penyebab kemunduran ini. Bahasa  Perancis, Italia, dan Inggris semakin penting sebagai akibat dari perubahan politik di Eropa tersebut.

Sejak status bahasa Latin tidak lagi dominan di mata dunia, pembelajaran bahasa Latin mengalami pergeseran/perubahan fungsi. Pembelajaran bahasa Latin klasik (seperti hasil karya sastra Virgil, Ovid, dan Cicero), pembelajaran mengenai analisis tata bahasa Latin, dan begitu pula retorikanya menjadi model pembelajaran bahasa sejak abad ke-17 hingga abad ke-19.

Pada pertengahan dan akhir abad ke-19, oposisi terhadap Grammar Translation Method secara bertahap dikembangkan di beberapa negara Eropa. GERAKAN REFORMASI ini, meletakkan dasar-dasar terhadap pengembangan metode-metode baru di dalam mengajar bahasa dan mengangkat kontroversi atau perbedaan yang berlangsung hingga saat ini.

Pada tahun 1866, Heness menerapkan Natural Method pada sebuah sekolah dalam mengajarkan bahasa, kemudian pada tahun 1880, Francois Govin menambahkan physical activity namun ditolak pada waktu itu, pada waktu yang bersamaan Victor menambahkan pendekatan baru pada Gammar Translation Method, dia menggunakan spoken language dengan menunjuk dan mendeskripsikan phonetic serta menggunakan material berupa gesture dan gambar sampai kata/bahasa target tersebut dimengerti oleh siswa. Setelah awal abad ke-20, metode tersebut dinamakan Direct Method (DM). Di Jerman, Direct Method ini dimodifikasi ke bentuk Electic Method yaitu kombinasi Gammar Translation Method dan Direct Method.

Pertengahan abad ke-20 menjadi new era bagi perkembangan metode pengajaran bahasa. Salah satu metode yang muncul adalah Audiolingual Method. Metode ini diadaptasi dari pembelajaran bahasa universitas-universitas di Amerika Utara. Setelah metode ini, muncullah berbagai metode lainnya seperti Silent Way, Situasional Language Teaching, Total Physical Respon, dan sebagainya.

Perubahan-perubahan yang terjadi sejak dahulu hingga saat ini mengenai bagaimana cara atau metode yang digunakan dalam mengajarkan bahasa kepada peserta didik telah memberikan pemahaman baru dan perubahan terhadap kebutuhan akan kemampuan berbahasa mereka, seperti kemahiran berbicara yang  saat ini menjadi tujuan utama bagi peserta didik untuk dapat berkomunikasi, dibandingkan sebelumnya yang hanya memprioritaskan kemahiran membaca saja. Oleh karena itu, dibutuhkan metode pembelajaran bahasa yang disesuaikan dengan teori, serta hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa tersebut.

Secara garis besar, terdapat 18 metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengajarkan bahasa yang diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:

Kelompok 1,       Pengajaran bahasa di abad 20-an

1.The nature of approach and method

2.The oral approach and Situational Language Teaching

3.The Audiolingial Method

Kelompok 2,       Pendekatan dan Metode alternatif

4.Total Physical Response

5.The Silent Way

6.Community Language Learning

7.Suggestopedia

8.Whole Language

9.Multiple Intelligences

10.Neurolinguistic Programming

11.The Lexical Approach

12.Competency-Based Language Teaching

Kelompok 3,       Pendekatan komunikatif saat ini

13.Communicative Language Teaching

14.The Natural Approach

15.Cooperative Language Learning

16.Content-Based Instruction

17.Task-Based Language Teaching

18.The Post-Method Era.

Demikianlah sejarah singkat pengajaran bahasa yang dapat penulis paparkan. Semoga materi pembelajaran ini dapat membantu para pembaca dalam memahami mata kuliah TEFL. Sumber tulisan didapat dari buku Tefl berjudul Approaches and Methods in Language Teaching (second edition).

Terima kasih.

(teddy setiawan – UNINDRA)

Reference

Richards, J. C. and Thedore S. Rodgers. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun