Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pentingkah Berdebat Setelah Debat?

11 Januari 2024   21:22 Diperbarui: 11 Januari 2024   21:39 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Debat penting untuk mengayakan sudut pandang calon pemilih (sumber: iNews)

Beberapa saat setelah debat capres ketiga berlangsung, saya hadir di sebuah diskusi yang membahas seputar kejadian debat malam itu. Pembicara A membahas dari sisi kecakapan dan keterampilan dalam berbicara dan menguasai tema. Ia kemudian menyanjung capres A yang dia anggap mumpuni, menguasai tema, memahami substansi, tampil dengan ketenangan tingkat tinggi dan tidak mudah terprovokasi. Singkatnya, capres A dia anggap unggul dalam hal ini.

Ketika beralih ke Pembicara B yang mengulas tentang debat itu, maka ia melihat dari sisi jiwa besar, kenegarawanan, melihat sesuatu secara lebih luas tanpa ingin membongkar hal-hal yang bersifat rahasia, maka si Pembicara menganggap kalau yang lebih unggul justru adalah capres B, melebihi dua capres yang lain.

Berikutnya, pada saat Pembicara C mulai menyampaikan argumentasinya, saya merasakan audiance seperti sudah mulai setengah berbisik dan bergumam "kayaknya ini yang dia unggulkan pasti capres C...". Dan hebatnya, tebakan penonton tadi benar. Pembicara berikutnya mengulik dari sisi branding dan ternyata ia menemukan arus sentimen lain yang mengatakan kalau capres A terkesan terlalu ofensif ke capres B, maka public sepertinya ingin ada calon alternatif agar tidak menimbulkan polarisasi yang besar seperti pada tahun 2019 lalu. 

Pada bagian itu ia melihat kalau capres alternatif yang nampaknya akan mendapatkan simpati masyarakat adalah capres C. Lebih lanjut, momen itu terus bergulir dan cukup fluktuatif dan argumentatif dan sekali lagi masing-masing Pembicara tetap yakin dengan analisisnya sesuai dengan kacamatanya masing-masing.

Pentingkah Berdebat Setelah Debat

Setelah sesi itu berlangsung, salah seorang rekan saya kembali membuka forum kecil bersama beberapa rekan lainnya. Uniknya, yang kembali di bahas adalah menganalisis, lebih tepatnya mendebat pendapat para pembicara tadi yang notabene sesinya sudah selesai. Rekan tadi kembali menyampaikan analisisnya terkait pendapat pembicara A, B, C dan seterusnya. 

Tidak berhenti sampai di sana, rekan lain kembali tidak sepakat dan membantah dengan argumen lainnya yang intinya mengatakan kalau capres A lah yang seharusnya lebih unggul jika ditinjau dari sisi manapun. Singkatnya, diskusi itu seperti mengulang apa yang baru saja diulas secara panjang lebar dan hanya berganti pemain saja.

Tidak lama setelah itu, tanpa berargumen sedikitpun saya harus beranjak pamit dalam diskusi "ulangan" tadi untuk mengisi sebuah kegiatan lain. Tepat sebelum saya pamit, seorang rekan bertanya kepada saya bagaimana pendapatmu tentang situasi kemarin dan apa yang sudah dibahas tadi. Mulanya saya tidak ingin berkomentar karena semua sudah diulas secara mendalam dan banyak yang sudah diserap. Tapi karena rekan tadi memaksa, jadilah saya menyampaikan sedikit apa yang saya pikirkan.

Saya mulai dengan pertanyaan, "Brader, apakah dengan penjelasan panjang lebar tadi, dan menyaksikan debat kemarin, semua hal itu cukup untuk mengubah arah pilihan kalian apakah dari capres B ke Capres A dan seterusnya...?" Hampir semua dari mereka menggelengkan kepala. "Ya, sudah, buat apa kita berdebat untuk sesuatu yang tidak akan mengubah pikiran dan pendirian kita...?" Beberapa rekan mulai menjauh dari kursinya. Saya pamit setelah menutup pernyataan itu dengan salam.

Ya, apa yang kita saksikan kemarin itu, sejatinya harus membuat kita kaya dalam pikiran dan sudut pandang. Menyaksikan debat perlu seperti gelas kosong dan hati yang lapang dalam menerima kebenaran, tidak fanatik buta. Kalau gelasnya sudah terisi dan memang pendukung berat capres tertentu, maka mau diisi kebaikan apapun dari capres lain, tentu gelasnya akan tumpah. Kalau sudah begitu, masih pentingkah adanya debat setelah debat? Silakan jawab masing-masing.

Semoga bermanfaat
Bethenewyou

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun