Keberagaman adalah keniscayaan. Perbedaan adalah karunia ilahi yang memang sudah sepatutnya kita syukuri. Saya dan Anda yang membaca tulisan ini juga berbeda. Satu selesai menulis dan yang lainnya membaca. Apa jadinya dunia ini jika semua orang sibuk menulis tanpa ada yang membaca? Sebaliknya, bagaimana jika semua orang sibuk membaca tanpa ada yang menulis?
Ya, kita ada karena (salah satu alasannya) kita berbeda. Tapi tahukah Anda, kalau pada dasarnya ada 3 tipe orang dalam menyikapi keberagaman. Ini yang akan kita ulas kali ini. Harapannya, kita jadi tahu dimana posisi kita berada. Baiklah, markililede (mari kita lihat lebih dekat).
1. MarahÂ
"Kenapa Anda bisa berbeda pendapat dengan saya?"
"Apa pendapat Anda lebih baik dari saya?"Â
"Apa menurut Anda referensi Anda lebih baik dari bacaan saya..?"
Ini adalah beberapa contoh kalimat yang sering digunakan orang tipe pertama ini. Dia mendadak esmosi alias marah bin tempramen begitu ada orang lain yang berbeda, beragam dan taksepaham dengan dia.
Jangan salah, tipe ini tidak mengenal jenjang pendidikan, status sosial atau profesi seseorang. Ada yang masih remaja, esmosi. Ada yang sudah berumurpun esmosinya meletup melihat perbedaan dan keberagaman dalam banyak hal.
Ada yang jenjang pendidikan menengah, esmosi. Pun hingga berderet titel di depan dan belakang namanya takjarang marah begitu tahu ada orang lain yang taksependapat, berbeda dan beragam dalam banyak hal dengannya.
Singkatnya, tipe ini bolehlah kita masukkan "tipe pemula" dalam menyikapi perbedaan dan keberagaman. Karena pemula, terkadang kita perlu "mengasihaninya". Jangan dimarahi. Ibarat anak kecil (pemula) yang berbuat salah, maka berikan senyuman terbaik Anda jika bertemu orang seperti ini, sambil melihat momentum untuk memberitahunya (dengan cara yang baik) bahwa posisinya masih ada di level "pemula".
2. Biasa Saja
Saya pernah bertanya dengan seorang peserta dalam sebuah pelatihan yang sebelumnya saya putarkan sebuah video tentang sebuah diskusi yang alot. Pertanyaan saya,"Apa pendapat bapak tentang diskusi yang berujung dengan perdebatan tadi..?"Â