Jika ditanya apa yang menjadi makanan paporit buka puasa kami begitu berkumpul bersama seluruh keluarga besar, maka jawabnya beragam. Ada gule pliek, ada tongkol asam sunti, ada plam plum dan masih banyak lagi yang saya yakin beberapa dari menu ini asing bagi sebagian besar Anda.
Tapi jika harus memilih, menu buka puasa satu ini termasuk yang "tidak biasa", minimal dari namanya, yaitu "iktercabij", nama yang disematkan oleh orang tuaku dalam memasak menu ini.
Awalnya kami bingung ini makanan macam apa. Apa istimewanya, bahkan kami juga merasa seperti sangat asing namanya dalam sejarah dunia kuliner yang pernah kami cicipi, baik di luar maupun di dalam rumah.
Anehnya, beberapa hari sebelum kami berkumpul semua, orang tua selalu menceritakan nanti akan memasak makanan kesukaan kami ketika buka puasa bersama. Makanan itu yang pasti enak dan sering kami makan, meski kami masih sangat asing dengan namanya.
Singkatnya, ketika hari berkumpul bersama tiba, ibuku biasanya sengaja menyiapkan makanan ini sendirian, khusus di bagian akhir ketika semua menu lain sudah dibantu oleh kakak dan keluargaku yang lain.
Dan tahukah Anda, ketika menu itu dihidangkan, memang benar kalau kami semua suka dengan menu istimewa itu. Benar, itu adalah makanan paporit kami dari kecil. Benar kalau makanan itu adalah menu yang paling banyak menghabiskan beras begitu dihidangkan. Kenapa? karena hampir pasti setiap kami menambah porsi makan dua kali lebih banyak jika ada menu enak satu itu.
Ibuku yang sudah menduga dan sudah menyiapkan porsi yang besar untuk kami sambil geleng-geleng kepala tersenyum bahagia melihat kami semua begitu lahap menikmati buka puasa bersama yang kami lakukan dengan khidmad dan penuh antusias.
Ya, terkadang orang tua bahkan sudah bahagia walau hanya melihat seluruh anak-anaknya berkumpul bersama, buka puasa bersama dan sahur bersama. Rasa kebersamaan itu rasanya jauh lebih besar daripada sekadar isi makanan yang kami santap.
Di saat semua orang sedang menikmati buka bersama keluarga besar, tiba-tiba adik saya yang kecil dengan lugu bertanya,
"Ma, Iktercabij itu apaan sih..?"