Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Gagal Padamu, Belum Tentu Juga Gagal Untukku

1 April 2021   21:15 Diperbarui: 8 April 2021   02:10 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalau kamu gagal, belum tentu orang lain juga akan gagal (sumber: pixabay.com/Ramdlon)

Suatu hari, seorang teman terlihat sedang sangat serius menasihati teman yang lain. Antusiasmenya tinggi. Penggalan katanya jelas dan meyakinkan. Sorot matanya tajam dan penuh semangat. Singkatnya, dia sedang sangat serius menasihati teman yang lain.

Tahukah Anda nasihatnya tentang apa? Ya, nasihatnya adalah tentang "jangan jadi pengusaha!". Inti nasihatnya, dia mengatakan kalau jadi pengusaha itu tidak semudah yang dibayangkan. 

Butuh modal ini dan itu. Butuh rencana, eksekusi, evaluasi, semangat pantang menyerah dan lain sebagainya. Singkatnya, dia menyarankan untuk sebaiknya jadi karyawan yang terima gaji seperti biasa saja.

Beberapa orang ada yang mengangguk. Beberapa lain ada yang watar (wajah datar) tanpa ekspresi. Ada juga 1-2 orang yang terlihat kurang setuju tapi enggan dan sungkan membantah karena belum punya pengalaman berwirausaha. Singkatnya, beberapa teman yang hadir terpecah menjadi beberapa "mazhab".

Gagal di Kamu, Belum Tentu di Aku 

Setelah ikut mendengarkan wajangan panjang lebar tadi, meski tidak seutuhnya saya dengarkan karena jarak meja yang lumayan jauh, beberapa teman meminta komentar tentang apa yang disampaikan teman tadi.

Saya menolak dengan halus dan balik meminta mereka untuk memberikan pendapat secara terbuka saja tentang pendapat teman kami tadi. Semua tampak terlalu halus menyampaikan argumennya untuk ukuran bantahan dan terlalu lembut untuk ukuran dukungan.

Setelah hampir semua berpendapat, akhirnya saya tetap "ditodong" untuk diminta berkomentar. Saya dengan sederhana bertanya,

"Brader, apakah hobi setiap kita sama..?" Tidak, jawab seorang teman.

"Apakah barbel 10 kg pasti bisa diangkat setiap kita?"  Hmmm.. belum tentu, kata teman yang lain.

"Kenapa?" tanya saya lagi.

"Karena setiap kita pasti punya kekuatan yang berbeda.."

Benar, Jawab saya. Kita terkadang terlalu sering memaksakan diri, padahal kita seharusnya belum sampai di level itu. Ini ibarat seorang anak SD yang terlalu semangat untuk melompat ke SMP, padahal jika ditinjau dari sisi manapun dia belumlah layak menjadi anak SMP.

Pertanyaannya, apakah anak SD ini berpotensi untuk "gagal" menjadi anak SMP? Ya, bukan hanya berpotensi, tapi justru sangat berpeluang untuk gagal, karena memang belum waktunya.

Seseorang yang memang seharusnya belum "layak" menjadi pengusaha jika dilihat dari sisi apapun, tapi tetap ngotot menjadi pengusaha tanpa bekal persiapan dan seterusnya, maka wajar jika "kegagalan" itu singgah kepadanya.

Lalu, apakah orang yang memang sudah "layak" menjadi pengusaha (misalnya) sudah otomatis akan berhasil? tentu tidak. Tapi ada yang membedakan mereka berdua (yang memang sudah "layak" dan yang berusaha untuk "layak" padahal belum layak). Yang membedakan mereka berdua adalah endurance atau daya tahan dalam menghadapi kegagalan.

Orang yang memang "sudah layak" pasti akan tetap tegar dan tidak mungkin mempengaruhi orang lain untuk anti "wirausaha" meskipun dia sering mengalami jatuh bangun. Sebaliknya, orang yang memang terlalu memaksakan diri untuk "layak" terkadang mau melakukan hal ini.

Lalu pertanyaannya, "dari mana kita tahu kalau kita sudah "layak" atau belum?" tanya seorang teman.

"Gampang. Kita tinggal minta pentunjuk dari Allah SWT tentang status kelayakan kita dalam segala sisi kehidupan" Jawab saya sederhana. Itulah kenapa, setiap hari, kita diajarkan untuk meminta petunjuk dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini.

Ingat, kita tidak pintar. Kalau ada yang berhasil dalam hidup ini, itu bukan karena kita. Tapi karena petunjuk Allah yang telah membimbing kita dengan caraNya yang seringkali kita tidak sadar.

"Jadi, kalau kamu gagal, belum tentu orang lain juga akan gagal. Gagal di Kamu, belum tentu gagal di Aku.." Kata saya menutup diskusi ringan hari itu yang dilanjutkan dengan menyeruput kopi masing-masing.

Semoga bermanfaat
Salam bahagia
Be the new you

TauRa
Rabbani Motivator

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun