Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini 3 "Ingratitude Myths" yang Harus Anda Tahu

27 Desember 2020   21:49 Diperbarui: 28 Desember 2020   05:44 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan terima kasih sangat penting untuk menumbuhkan semangat dan motivasi (pixabay.com)

Jika Anda seorang atasan, pimpinan atau siapa saja yang punya anggota tim, coba Anda ingat kembali, kapan terakhir kali Anda mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada anggota tim Anda atau individu yang ada di tim Anda?

Sering? kalau iya, maka itu hal yang bagus. Kalau jarang atau tidak pernah, kira-kira kenapa Anda melakukan hal itu? Coba Anda ingat kembali. Kalau Anda tidak bisa mengingatnya, bagaimana kalau mulai besok, coba cari cara untuk mengucapkan terima kasih (gratitude) kepada anggota tim Anda.

Bagaimana caranya? Hmmm... coba temukan saja satu hal kecil yang bisa membuat Anda mengucapkan terima kasih kepada seseorang. Jika Anda seorang pendidik, maka cari cara untuk mengucapkan terima kasih kepada peserta didik Anda dan begitu selanjutnya.

Kalau Anda orangtua, coba cari cara untuk mengucapkan terima kasih dengan anak Anda. Kalau Anda seorang anak, maka tentu lebih dari cukup alasan untuk mengucapkan terima kasih kepada orangtua.

Begitu juga jika Anda seorang pemimpin, maka tentu saja Anda juga harus menemukan cara untuk mengucapkan terima kasih dengan anggota tim Anda. Lalu pertanyaan selanjutnya adalah, mengapa banyak orang yang enggan memberikan meskipun "hanya" sekadar ucapan terima kasih?

Apakah ada yang salah dengan mindset? ataukah memang banyak orang (khususnya pemimpin) yang sudah terjebak dalam "Ingratitude Myths" atau mitos rasa tidak berterima kasih, yang seolah-olah meyakini kalau tidak berterima kasih adalah cara untuk menjaga marwah dan wibawa seorang pemimpin?

Mari kita lihat lebih dekat 3 "Ingratitude Myths" atau mitos rasa tidak berterima kasih.

1. Takut Adalah Motivasi Terbaik

Banyak orang yang pada akhirnya menakut-nakuti bawahannya, jika dia adalah pemimpin (misalnya). Dia berpikir kalau dengan menakut-nakuti bawahannya, maka bawahannya akan bekerja lebih keras dan seterusnya.

Tapi bisa jadi itu adalah cara instan yang sering dilakukan. Bisa jadi benar kalau dengan "menakut-nakuti" (apakah dengan pemotongan gaji dan sebagainya) akan membuat bawahan bekerja lebih keras. Tapi ingat, itu hanya berguna untuk sementara.

Lama-lama, bawahan Anda itu akan jenuh dan stres, dan tanpa Anda tahu kalau dia terus berusaha untuk mencari pekerjaan di tempat lain. Hal ini juga berlaku pada hubungan apapun, orangtua-anak, guru-murid, atasan-bawahan dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun