Mohon tunggu...
TauRa
TauRa Mohon Tunggu... Konsultan - Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Rabbani Motivator, Leadership and Sales Expert and Motivational Public Speaker. Instagram : @taura_man Twitter : Taufik_rachman Youtube : RUBI (Ruang Belajar dan Inspirasi) email : taura_man2000@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hilangnya Sisi "Human Touch" dalam Ospek Virtual

17 September 2020   07:52 Diperbarui: 17 September 2020   11:28 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisi "human touch" akan hilang dalam ospek virtual (sumber:vice.com)

Ospek Virtual boleh jadi adalah solusi untuk melakukan orientasi (khususnya) mahasiswa baru tahun ini. Di tengah situasi yang tidak mudah yang harus dihadapi bangsa ini, maka mengurangi aktivitas tatap muka secara fisik dan melakukan banyak kegiatan secara virtual tentu merupakan opsi yang bisa kita lakukan.

Tentu saja melakukan ospek virtual sangat jauh berbeda di banding ospek manual seperti yang pernah banyak orang alami dalam hidupnya. 

Bagaimana momen seolah-olah menyeramkan bagi mahasiswa baru, dan bagaimana momen seolah-olah menyenangkan bagi panitia orientasi mahasiswa baru adalah sekelumit dari keseruan yang terjadi dalam orientasi mahasiswa baru.

Jika cerita tentang Ospek, mungkin saya bisa menceritakannya dalam beberapa seri tulisan (mungkin coba dicicil ya), karena begitu banyak keseruan yang saya rasakan.

Khususnya sebagai panitia, mulai jadi Panitia terbaik, teramah hingga terlucu (menurut peserta ospek), adalah beberapa deretan dari "penghargaan" selama menjadi panitia ospek. Tapi oke, kita parkir dulu cerita itu dan sekarang kita fokus dulu ke hal yang secara global akan kita bahas.

Bicara tentang ospek virtual (tentu saja baik di tengah situasi saat ini), ada hal-hal yang tentu saja akan hilang jika dibanding dengan ospek manual yaitu dari sisi "Human Touch" antara peserta, panitia, civitas akademika dan semua kru yang bertugas membantu acara. mari kita lihat lebih jauh.

Hilangnya Keakraban Peserta-Panitia

Ketika menjadi peserta ospek dulu (Sebelum menjadi panitia di tahun selanjutnya), saya melihat bahwa banyak panitia yang ternyata sangat baik dengan para pesertanya. 

Mereka membantu peserta dengan tulus (minimal yang terlihat), mengobati peserta yang sakit, dan mengizinkan istirahat bagi yang kelelahan dan banyak hal baik lainnya. Ini membuktikan kalau keakraban antara peserta dan panitia sesungguhnya bisa di bangun mulai dari masa ospek.

Terlepas dari kasus-kasus pemukulan dan seterusnya di dalam ospek, ternyata lebih banyak panitia ospek yang baik dan ingin membangun keakraban dengan mahasiswa baru atau adik kelasnya itu, terlepas apapun modusnya (kita harus positif thinking saja). 

Ini membuktikan kalau sisi "human touch" pada ospek manual tentu tinggi dan baik untuk kenyamanan mahasiswa baru yang akan berada di tempat yang baru pula.

Berbeda dengan ospek virtual, sisi keakraban antara panitia dan peserta tentu tidak akan terjalin karena semuanya tidak bertemu secara fisik. 

Pertemuan fisik ini akan membangun kedekatan emosional, personal dan lain sebagainya yang tidak bisa dicapai jika dilakukan secara virtual. Singkatnya, keakraban akan hilang melalui ospek virtual.

Hilangnya Perasaan Memiliki Almamater

Salah satu hal yang juga dibangun pada saat ospek untuk mahasiswa baru adalah membangun rasa memiliki almamater. Itulah kenapa ada materi-materi kolaborasi, keakraban, komunikasi dan mengenal almamater lebih jauh (pada ospek manual). 

Hal ini tentu saja bertujuan agar mahasiswa baru itu lebih nyaman di kampusnya dan siap  menjadi mahasiswa (atau alumni kelak) yang mengharumkan nama almamaternya.

Meskipun materi ini juga akan disampaikan melalui ospek online, tetapi bisa dipastikan fokus peserta, tingkat kehadiran jiwa nya di dalam acara, jauh lebih rendah bahkan sangat minim di banding sesi yang dilakukan secara manual. 

Singkatnya, efektivitas pemberian materi "perasaan memiliki almamater" tentu kecil dan dampaknya tentu saja, si Mahasiswa baru akan merasa biasa saja kuliah di tempat nya yang baru itu, tidak ada yang spesial. Dan tentu saja dia tidak ada rasa memiliki almamater yang kuat.

Singkatnya, sisi "Human Touch" dalam segala bentuknya ketika melalukan ospek virtual tentu akan sangat minimal atau bahkan hilang, jika dibandingkan dengan ospek yang dilakukan secara manual. 

Lalu manakah yang lebih baik yang harus dilakukan? Jika bicara lebih baik di antara dua pilihan itu, maka yang lebih baik tentu saja ospek yang dilakukan secara manual di banding secara virtual.

Tetapi jika pertanyaannya kita tambahkan, mana yang lebih baik antara ospek virtual atau ospek manual di tengah pandemi saat ini? 

Maka jawaban kita tentu saja adalah ospek virtual adalah opsi terbaik yang bisa kita hadirkan. Hanya saja, tentu akan sangat menarik jika kita bisa menciptakan ospek virtual dengan menghadirkan suasana ospek manual. 

Bagaimana caranya? silakan saja setiap kampus (dan sekolah) berkreasi dan berinovasi untuk menjawab pertanyaan ini. 

Semoga bermanfaat

Be The New You

TauRa

Rabbani Motivator dan Penulis Buku Motivasi "The New You"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun