Berbeda dengan ospek virtual, sisi keakraban antara panitia dan peserta tentu tidak akan terjalin karena semuanya tidak bertemu secara fisik.Â
Pertemuan fisik ini akan membangun kedekatan emosional, personal dan lain sebagainya yang tidak bisa dicapai jika dilakukan secara virtual. Singkatnya, keakraban akan hilang melalui ospek virtual.
Hilangnya Perasaan Memiliki Almamater
Salah satu hal yang juga dibangun pada saat ospek untuk mahasiswa baru adalah membangun rasa memiliki almamater. Itulah kenapa ada materi-materi kolaborasi, keakraban, komunikasi dan mengenal almamater lebih jauh (pada ospek manual).Â
Hal ini tentu saja bertujuan agar mahasiswa baru itu lebih nyaman di kampusnya dan siap  menjadi mahasiswa (atau alumni kelak) yang mengharumkan nama almamaternya.
Meskipun materi ini juga akan disampaikan melalui ospek online, tetapi bisa dipastikan fokus peserta, tingkat kehadiran jiwa nya di dalam acara, jauh lebih rendah bahkan sangat minim di banding sesi yang dilakukan secara manual.Â
Singkatnya, efektivitas pemberian materi "perasaan memiliki almamater" tentu kecil dan dampaknya tentu saja, si Mahasiswa baru akan merasa biasa saja kuliah di tempat nya yang baru itu, tidak ada yang spesial. Dan tentu saja dia tidak ada rasa memiliki almamater yang kuat.
Singkatnya, sisi "Human Touch" dalam segala bentuknya ketika melalukan ospek virtual tentu akan sangat minimal atau bahkan hilang, jika dibandingkan dengan ospek yang dilakukan secara manual.Â
Lalu manakah yang lebih baik yang harus dilakukan? Jika bicara lebih baik di antara dua pilihan itu, maka yang lebih baik tentu saja ospek yang dilakukan secara manual di banding secara virtual.
Tetapi jika pertanyaannya kita tambahkan, mana yang lebih baik antara ospek virtual atau ospek manual di tengah pandemi saat ini?Â
Maka jawaban kita tentu saja adalah ospek virtual adalah opsi terbaik yang bisa kita hadirkan. Hanya saja, tentu akan sangat menarik jika kita bisa menciptakan ospek virtual dengan menghadirkan suasana ospek manual.Â
Bagaimana caranya? silakan saja setiap kampus (dan sekolah) berkreasi dan berinovasi untuk menjawab pertanyaan ini.Â