Mohon tunggu...
deddy Febrianto Holo
deddy Febrianto Holo Mohon Tunggu... Relawan - Semangat baru

Rasa memiliki adalah perlindungan alam yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hardiknas 2023: Bergerak bersama Merajut Masa Depan Ekologi Manusia

2 Mei 2023   09:38 Diperbarui: 2 Mei 2023   09:45 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei 2023 merupakan hari yang penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia dalam membangun karakter bangsa menuju pada pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pendidikan berperan penting dalam membangun keyakinan dan pemahaman serta perilaku ekologis manusia. Munculnya berbagai kerusakan alam seperti bencana banjir, tanah longsor dan krisis lingkungan lainnya dinilai akibat berbagai kegiatan manusia yang selama ini tidak ramah terhadap lingkungan sekitar.


Salah satu faktor rusaknya lingkungan dipengaruhi oleh sikap manusia yang eksploitatif, hal ini juga dipicu dari pemahaman akan nilai-nilai lingkungan yang dirasa belum ditempatkan pada porsi yang tepat. Sikap dan tindakan manusia di awali dengan cara dia berpikir ekologis artinya bahwa ketika manusia memikirkan kedekatannya dengan alam dengan sendirinya terbangun kepedulian dalam dirinya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup.


Dengan kata lain, untuk mewujudkan watak dan karakteristik manusia yang berwawasan lingkungan langkah startegis yang harus dilakukan adalah melalui proses pendidikan berwawasan lingkungan, karena pendidikan merupakan wahana yang paling tepat untuk internalisasi dan transformasi keyakinan, nilai, pengetahuan dan ketrampilan. Dalam konteks ekologis pendidikan merupakan hal terpenting dalam menjaga system ekologis manusia.


Tidak mudah memang menanamkan nilai ekologis di era keterbukaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang pesat, sikap dan mentaslitas manusia terhadap alam saat ini menumbuhkan model atau cara berpikir dan berperilaku yang eksploitatif. Seperti kerusakan hutan di Indonesia saat ini yang dinilai memicu berbagai krisis lingkungan seperti banjir, kebakaran, tanah longsor, erosi dan perubahan iklim. Pada saat yang sama pula nilai-nilai kultur dan sosial masyarakat perlahan terhimpit oleh kebutuhan ekonomi dan salah satu cara memenuhinya adalah dengan memanfaatkan sumber daya alam secara berlebihan.

Oleh karena itu, tulisan ini sabagai refleksi kita bersama di Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2023 bahwa sejatinya dampak krisis lingkungan dipicu oleh sikap egois manusia yang menempatkan dirinya lebih superior dari alam. Akibatnya alam menjadi objek eksploitatif manusia yang tanpa sadar telah membawa dampak buruk bagi seluruh ekositesm kehidupan yang ada.   Kita kehilangan nilai-nilai kultur yang dapat membentengi diri kita dan lingkungan.


Menurut Sudjoko, M.S, pendidikan lingkungan hidup (PLH) adalah cara mengubah pandangan dan perilaku seseorang terhadap lingkungan. Orang yang tadinya masa bodoh dengan lingkungan diharapkan berubah menjadi peduli dengan lingkungannya. Oleh karena itu, pandangan pentingnya pendidikan dan ekologis merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita saat ini.


Penguatan pendidikan berwawasan lingkungan memiliki tujuan yang besar diantaranya :


1. Membangun kesadaraan dan kepekaan terhadap lingkungan dan tantangan lingkungan
2.Membangun pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan dan tantangan lingkungan
3.Membangun sikap kepedulian terhadap lingkungan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan
4.Mengembangkan ketrampilan untuk mengidentifikasi dan membantu menyelesaikan tantangan lingkungan
5.Partisipasi dalam kegiatan yang mengarah pada penyelesaian tantangan lingkungan.


Selain pentingnya pendidikan lingkungan, gerakan kultur juga perlu digalakkan dalam rangka membangun kesadaran sosial untuk lingkungan yang sehat dan baik. Hal ini akan dapat terwujud jika manusia memiliki kapsitas yang baik tentang keyakinan, pemahaman dan perilaku ekologis. Minimnya wawasan lingkungan dan hilangnya gerakan kultur sosial masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan merupakan bagian dari krisis "kesadaran lingkungan".


Karena pada dasarnya kebiasaan sosial yang ramah lingkungan akan membentuk sebuah tradisi, nilai, ritual, symbol yang senantiasa hidup di masyarakat. Proses ini bukan hal yang mudah karena butuh komitmen, konsistensi serta solidaritas yang tinggi akan rasa memiliki dan melindungi alam dari segala ancaman yang datang baik dari dalam maupun dari luar.


Di sisi lain kebudayaan telah membentuk dirinya dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat di tengah lajunya peradaban pembangunan modern, hilangnya nilai-nilai kultur dalam menjaga kelestarian lingkungan juga dipengaruhi oleh gaya pendidikan yang terlalu berorientasi pada hal-hal masa kini (modern).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun