Mohon tunggu...
Ahmad Taufiqul Hafizh Irfana
Ahmad Taufiqul Hafizh Irfana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Assalamu'alaikum

IKOM UMM '19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Media Massa terhadap Masyarakat atas Pemberitaan Covid-19

19 Juni 2021   18:12 Diperbarui: 19 Juni 2021   19:13 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran media massa sangat penting dalam aktivitas sehari-hari. Informasi merupakan suatu keharusan bagi setiap individu dan dapat dengan mudah didapatkan melalui media baik berupa media cetak maupun media elektronik. Terkait penyebaran pandemi Covid-19, media massa berperan penting dalam mengedukasi masyarakat untuk bersiap menghadapi pandemi ini. 

Media massa resmi digunakan pemerintah untuk memberikan informasi harian kepada masyarakat mengenai perkembangan Covid-19 di Indonesia baik melalui media cetak maupun elektronik. Hingga 9 Juni 2020, perkembangan Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan terbesar dengan 1.043 kasus baru, menurut juru bicara penanganan COVID-19 Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto. Sebanyak 33.076 kasus. Beberapa daerah, seperti DIY Yogyakarta yang aktif memberikan informasi terkini tentang penyebaran Covid-19, dan New Normal yang ramai diperbincangkan menggunakan websitenya untuk memberikan informasi perkembangan Covid-19. 

Menggunakan media massa untuk menyebarkan Covid-19 berdampak pada audiens Anda. Efek yang diterima dapat berupa efek negatif atau positif, tergantung dari informasi yang diterima pembaca, cara dan cara penyampaiannya. untuk menghindari mereka. Ia berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan kebersihan untuk mengurangi penyebaran Covid-19. 

Dampak positif lainnya juga menginformasikan kebijakan yang diambil dan dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk mengatur kependudukan dengan lebih baik. Hal ini karena masyarakat sendiri mengetahui dan melaksanakan kegiatan yang dianjurkan oleh pemerintah. 

Disisi lain, kita harus merasakan dampak negatif dari penyebaran informasi tentang Corona 19 oleh media, yaitu membuat masyarakat semakin tidak nyaman dan takut serta merasakan kecemasan yang berlebihan.Hal ini sering terjadi karena menerima informasi yang terlihat mengerikan, tidak nyata, dan meresahkan masyarakat. Misinformasi dapat menimbulkan banyak dampak negatif selain menimbulkan keresahan masyarakat, dan bila disebarluaskan secara konsisten akan menimbulkan opini dan kepercayaan masyarakat terhadap penanganan COVID-19 oleh pemerintah. Apapun yang dilakukan pemerintah, itu diabaikan. pemerintah.

Siapapun yang membaca atau menerima berita harus bijaksana untuk tidak terjebak dalam berita palsu (palsu) yang tidak sesuai dengan kebenaran. Penipuan baru populer karena dapat dengan mudah menyebarkan informasi menggunakan berbagai platform berbagi informasi. Ada banyak media online yang menyediakan informasi berbasis data akhir-akhir ini, tetapi judul yang tidak tepat akan menyenangkan pembaca. 

Jika pembaca hanya melihat judul atau membaca berita, dia tidak akan mengejar kebenaran dan akan memiliki kecemasan dan pengaruh besar pada opini publik. Media massa harus mampu membangun opini publik yang baik dengan memberikan informasi yang sesuai dengan data dan tidak menimbulkan stigma negatif di masyarakat.

Selain itu, informasi terkait Covid-19 telah menyebar dengan cepat di jejaring sosial, dari yang asli hingga yang palsu. Semuanya tampak menjadi satu. Itu adalah fakta yang tidak dapat disangkal, dan ketika informasi COVID-19 menjadi semakin tersebar luas, itu dapat berdampak buruk pada jiwa seseorang. Apalagi sejak awal Covid-19 ini merupakan kabar buruk bagi semua orang. Oleh karena itu, informasi yang beredar juga sangat negatif dan tidak menyenangkan. 

Berita peningkatan kasus positif COVID-19, peningkatan angka kematian dan kematian di kalangan petugas kesehatan karena kurangnya APD. "Ada banyak berita negatif di media saat ini karena itu adalah sesuatu yang tidak kami duga. Jadi wajar saja jika menilai keadaan saat ini tidak nyaman. Ditambah lagi, jika Anda menonton sebagian besar saluran TV, hampir semua menontonnya sama, kata psikolog dan CEO konsultan D'Link Keumala Nuranti. 

Ada dua alasan utama informasi bisa berdampak negatif pada jiwa seseorang. Pertama, frekuensi hubungan intim yang terlalu sering. Jika Anda akan melalui media massa akan Anda akan melalui jaringan sosial yang banyak digunakan di komunitas Anda. "Sekarang bukan hanya TV, tetapi juga di media, hampir semua channel seperti Twitter dan Instagram membicarakan dampak aura, seperti vaksin korban aura. Berapa frekuensi pemberitaannya," kata Pak .Kumar. 

Kedua, konten atau isi berita cenderung negatif karena virus corona adalah sesuatu yang baru, kata dia, isi beritanya masih belum pasti. Ketidakpastian ini dapat mengarah pada orang yang negatif. Itu membuatnya bingung dan gugup saat mengambil keputusan. "Gejala hari ini bervariasi, dan bahkan pada orang tanpa gejala dari segala usia, apa risiko paparan dan pengobatan apapun yang ada. Ada kalanya saya tidak tahu cara mengobatinya. Nilai mana yang cocok untuk metode baru. Saat ini saya Merasa tidak pasti atau informasi trending negatif. Isinya juga bisa membawa kita ke hal-hal negatif," jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun