*****
Pada  sekitar medio tahun 98 saya mulai tertarik mengembangkan diri di ranah kreativitas. Satu bidang yang memang mendorong saya sejak era sekolahan, tentu pada level yang biasa. Seperti, majalah dinding, pementasan seni, dekorasi taman dan beberapa keterampilan tangan.
Menjadi kreatif dan dapat menghasilkan sesuatu/wujud baru memang terasa mengasyikkan.
Dari segi profesi, kegiatan mengajar (sambil kuliah) Â yang saya emban saat itu juga membutuhkan kreativitas. Saya mengajar di asrama saat itu, dengan sarana yang terbatas dan kebutuhan lembaga untuk meningkatkan kualitas.
 Jadi sungguh menantang. Apalagi ada kondisi konflik" Aceh yang semakin membuat diri lebih deg degan selama menetap di sana.
Studi dasar yang paling pokok, saya petik dari Buku Kajian Pengantar Kreativitas terbitan Kemendikbud, Kaitan Kreativitas dalam Pengembangan Teknologi Modern. Saya lupa penyusunnya, seingat saya ia tokoh praktisi dan akademisi bidang digital "istilah sekarang.
Pada bagian ini, saya mengaitkan dengan proses interaksi dengan siswa dan program mereka secara personal dan komunitas di lingkungan asrama sekolah.
 Tak banyak terobosan memang, karena saya juga masih merasa junior" saat itu, jadi memang tidak bisa langsung menonjol, kesiapan diri dan lingkungan juga perlu.
Saat itu saya mengasuh bidang Kerja pembina  asrama, disiplin bahasa asing/arab-inggris dan program minat bakat. Hanya saja, pun format kurikuler di kampus guru,(sampai sekarang) saya kira belum ada  dimasukkan daftar mata kuliah Studi Kreativitas.
(jelajahi Otak Kreatif :https://www.kompasiana.com/taufiqsentana9808/60fb7e7d06310e559d39e662/otak-kreatif )