"Di panggung PBB yang biasanya kaku, pidato Presiden Prabowo sukses bikin dunia tepuk tangan. Tapi, setelah tepuk tangan itu, lantas apa?"
Rapat RT itu terkadang membingungkan. Apalagi rapat RT skala dunia yang kita kenal sebagai PBB. Semua orang ingin ngomong, ingin didengar, dan ingin terlihat paling bijaksana. Tapi pada akhirnya, berapa banyak pidato yang benar-benar diingat? Berapa banyak yang cuma jadi angin lalu setelah turun dari podium?Â
Satu hari ini, kita melihat sesuatu yang lumayan berbeda. Seorang Presiden Indonesia, setelah sepuluh tahun absen, kembali ke podium PBB. Ia datang tidak dengan janji-janji muluk, tetapi dengan suara yang lantang dan tegas.Â
Pidato ini, entah kenapa, terasa seperti curhatan seorang anak yang sudah lama menahan diri. Ia bicara apa adanya, tanpa basa-basi diplomatik yang kaku.Â
Isi pidatonya tidak rumit. Intinya, kita harus menjadi manusia yang lebih baik. Manusia yang mau gotong royong, bukan sibuk saling sikut.Â
Bebas Aktif yang Turun Gunung
Pidato Presiden Prabowo di Sidang Umum PBB bukan sekadar pertunjukan seni orasi. Ini adalah pernyataan politik luar negeri yang strategis, sebuah penegasan bahwa Indonesia masih punya suara dan keberanian.Â
Bukan lagi diplomasi yang malu-malu kucing. Ini adalah "Bebas Aktif" yang sudah turun gunung dan siap blusukan.
Pesan utamanya jelas, dunia ini butuh PBB yang kuat. Bukan yang sibuk mengurus hal-hal remeh temeh. Melainkan yang tegas dalam menegakkan keadilan. Khususnya untuk bangsa yang tertindas.Â
Dikutip dari CNN Indonesia, pidato Prabowo sangat lantang menyoroti masalah kemanusiaan di Palestina. Pidato itu secara eksplisit menyerukan perlunya keadilan bagi rakyat Palestina dan dukungan tak tergoyahkan untuk solusi dua negara alias two state solution.Â
Ini bukan sekadar formalitas basa-basi, ini adalah pernyataan berani. Penolakan Prabowo terhadap doktrin "yang kuat berbuat semaunya" (might makes right) adalah inti dari pesan itu.Â
Indonesia, sebagai negara yang pernah dijajah lama, punya hak moral untuk menyuarakan ini. Ia tidak hanya mengutarakan masalah, tapi juga menawarkan solusi.Â