Siapa sih yang nggak kenal WhatsApp? Aplikasi pesan instan yang satu ini sudah jadi bagian nggak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Mulai dari ngobrol sama keluarga, teman, rekan kerja, sampai urusan bisnis, semuanya kayaknya lewat WhatsApp. Saking pentingnya, kebayang nggak sih kalau tiba-tiba akun WhatsApp kita kenapa-kenapa? Apalagi kalau sampai disadap atau diretas orang lain. Wah, bisa runyam urusannya!
Belakangan ini, isu soal keamanan WhatsApp memang lagi hangat diperbincangkan. Ada saja kabar miring soal potensi peretasan dan penyadapan. Nah, biar kita nggak gampang panik dan bisa lebih waspada, yuk kita bahas tuntas soal risiko ini, gimana sih tanda-tandanya kalau akun kita lagi nggak beres, dan yang paling penting, gimana caranya biar akun WhatsApp kita tetap aman sentosa.
Mengapa WhatsApp Jadi Incaran Empuk Para Peretas?
Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa sih para peretas ini repot-repot mengincar WhatsApp? Padahal kan cuma aplikasi chatting biasa. Eits, jangan salah! Justru karena WhatsApp ini begitu populer dan menyimpan banyak informasi penting, makanya jadi daya tarik tersendiri buat para pelaku kejahatan siber.
Coba deh kita pikirin, di WhatsApp itu ada apa aja? Nomor telepon kita, daftar kontak teman dan keluarga, foto dan video pribadi, riwayat percakapan yang mungkin mengandung informasi sensitif, bahkan nggak jarang kita juga berbagi detail penting lainnya. Kalau sampai akun ini jatuh ke tangan yang salah, bisa dibayangkan dong dampaknya seperti apa?
Selain itu, WhatsApp juga sering digunakan sebagai "pintu masuk" untuk melakukan penipuan atau social engineering. Peretas bisa berpura-pura menjadi teman atau kenalan kita, lalu meminta informasi pribadi, uang, atau bahkan menyebarkan tautan berbahaya. Karena kita sudah merasa dekat dan percaya dengan kontak tersebut, potensi untuk jadi korban pun jadi lebih besar.
Bagaimana Sih Cara Peretas "Mengobrak-Abrik" WhatsApp Kita?
Para peretas ini punya berbagai macam cara licik untuk mencoba membobol akun WhatsApp seseorang. Beberapa modus yang sering ditemui antara lain:
1. Phishing dan Social Engineering
Ini adalah cara yang paling umum. Peretas akan mencoba mengelabui korban untuk memberikan informasi sensitif seperti kode OTP (One-Time Password) atau detail login lainnya. Mereka bisa mengirimkan pesan palsu yang mengatasnamakan WhatsApp, teman, atau pihak lain yang terpercaya, seringkali dengan iming-iming hadiah atau ancaman palsu. Dilansir dari Kompas.tv, salah satu ciri awal peretasan adalah menerima SMS berisi kode OTP tanpa kita merasa memintanya.
2. Malware
Perangkat lunak berbahaya ini bisa disusupkan ke ponsel korban melalui berbagai cara, misalnya lewat aplikasi palsu, tautan berbahaya, atau lampiran email yang mencurigakan. Setelah terinstal, malware bisa mencuri informasi pribadi, termasuk kredensial akun WhatsApp.
3. Eksploitasi Kerentanan
Meskipun tim WhatsApp terus berupaya meningkatkan keamanan, kerentanan atau celah keamanan dalam aplikasi terkadang masih bisa ditemukan. Peretas bisa memanfaatkan celah ini untuk mendapatkan akses tanpa izin ke akun pengguna.
4. WhatsApp Web Palsu
Peretas bisa membuat situs web palsu yang meniru tampilan WhatsApp Web. Jika korban tidak hati-hati dan memindai kode QR dari situs palsu tersebut, akun WhatsApp mereka bisa langsung diakses oleh peretas.