Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Mengapa Mereka Bersikap Masa Bodoh dengan Penampilan?

9 Oktober 2020   15:31 Diperbarui: 10 Oktober 2020   19:51 2181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Jane Sundried on Unsplash

Saya sama sekali tak menyangka, pemilik dan direktur perusahaan survey topography dengan karyawan tidak kurang dari 30 orang itu, datang kepada saya untuk membicarakan proyek senilai satu miliar lebih sekian hanya dengan penampilan yang ala kadarnya seperti itu! Penampilannya sama sekali tak meyakinkan ia adalah seorang direktur..

***

Andai tidak ada orang yang memberitahu saya, mungkin saya tak akan pernah tahu bahwa laki-laki 45 tahun yang kerap saya lihat datang ke kantor tempat saya bekerja sekarang adalah pak Bram.

Penampilan Bram, sebelum seseorang memberitahu saya, benar-benar menipu saya. Ia, seperti yang kerap saya lihat, datang ke kantor dengan (maaf) hanya memakai kaos oblong putih polos. Celana pendek selutut. Bersandal jepit merek swallow. Dan tak pernah memakai jam tangan.  

Tapi, maaf, Anda sebaiknya tak usah bertanya siapa Bram sebenarnya. Bramantyo, atau Bram - begitu saya memanggilnya, adalah komisaris beberapa perusahaan. Ia punya usaha transportasi, hotel, perkebunan kelapa sawit, kontraktor, rental alat-alat berat, dan lain-lain.

Bram adalah anak pak D (sebut saja begitu), konglomerat yang pernah memiliki bank, pemilik group dengan beberapa anak usaha, dan pernah menjadi orang terkaya di Indonesia nomer yang kesekian...

***

Om Han. Adalah pemilik nama yang memiliki kisah cukup menarik sehingga saya merasa perlu menghadirkannya juga di sini.

Om Han adalah pemilik kostel (kos dan hotel) dengan jumlah kamar sekitar 40 kamar untuk masing-masing bangunan. Ia memiliki dua buah kostel - di daerah elit; Kuningan dan Jendral Sudirman. Harga sekamarnya termasuk "lumayan" mahal. Mulai 3,5 sampai 5 juta sebulan. Anda tentu bisa menghitung berapa pendapatannnya sebulan.

Namun, bukan "kekayaannya" yang membuat saya tertarik menuliskan kisahnya di sini, melainkan cara hidup sederhananya yang "tidak masuk akal" yang membuat saya tak habis mengerti. Bahkan, sampai hari ini...  

Seperti apa cara hidup sederhana yang "tidak masuk akal" itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun