Nah, selang beberapa saat setelah saya menutup telpon, dari tempat agak jauh saya melihat seseorang tergopoh-gopoh berjalan dengan cepat menuju tempat saya berdiri. Pakaiannya lusuh, wajahnya penuh keringat seperti kelelahan dan berwarna gelap. Saya mengira, mungkin bapak itu adalah seorang sopir - karena ia tadi kulihat turun dari truk.
"Maaf, pak. Saya Idham. Orang yang bapak telpon tadi," kata bapak itu mengenalkan diri seraya menjulurkan tangannya.
Hah?! Beberapa saat saya terdiam bungkam..
Tetapi, tak lama, saya segera meraih tangannya. Kami berjabat tangan. Kembali, saya memintanya agar segera membawa pulang barangnya dan mengatakan besok saya sendiri yang akan memeriksa setelah barang yang baru tiba di lapangan. Bapak itu menyanggupi.
Beberapa menit kemudian tidak terasa kami malah jadi akrab. Kami lalu saling bertukar cerita. Tak saya nyana, yang saya sangka seorang sopir tadi adalah mas Idham, asisten direktur, lulusan teknik sipil dari universitas negeri sangat terkenal, yang memiliki puluhan armada truk.Â
Perusahaan tempat mas Idham bekerja, ternyata, adalah kontraktor milik bapaknya sendiri. Tetapi, mengapa ia mau menyopiri sendiri truknya dan rela dirinya tampil tidak meyakinkan?
***
Gresik, tahun 2016, seseorang memberikan kepada saya nomer telpon D - sebut saja begitu, pemilik sekaligus direktur salah satu perusahaan penyedia jasa engineering dan survey topography.Â
Kepada D, lewat komunikasi telpon dan pesan WA, saya mengatakan bahwa saya sedang membutuhkan kontraktor yang bisa melakukan pekerjaan survey untuk menentukan titik-titik koordinat steel-sheet pile. Kami lalu membuat janji untuk bertemu.
Pada hari yang ditentukan, usai sholat Dluhur, di sebuah kedai kopi yang tak jauh dari pusat kota Gresik, seperti daun kumis kucing yang melayu, dahi saya mengernyit. Kaget dan terperanjat. Mengapa?
Semenit sebelum A datang, dari tempat saya duduk saya melihat seseorang memarkir motor supra tahun 1990-an, mengenakan helm proyek berwarna kuning, dengan tas cangklong coklat kusam mirip tukang kredit. Sepatunya juga berlepotan tanah. Wajahnya sedikit berpeluh. Dan inilah yang membuat saya kaget: orang itu adalah D!