Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Denny Siregar, Dahlan Iskan, Gus Dur dan Status yang Inspirasional Itu

6 Juli 2020   13:02 Diperbarui: 6 Juli 2020   15:09 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sumber ilustrasi: https://wartakepri.co.id/

Kisah dan cara mereka bertutur juga menarik dan sering meminta pembacanya berpikir dan mengenali hal-hal dan istilah baru. Penyampaiannya tegas, tidak abu-abu, namun tak menghilangkan substansi yang ingin disampaikannya.

Tetapi, saya punya pendapat (pribadi) tersendiri tentang perbedaan keduanya: tulisan-tulisan Denny lebih nakal dan menyengat dibandingkan Dahlan.

Denny Siregar adalah seorang bintang. Ia adalah the king of status. Tak ada pegiat media sosial yang bisa memasak status sebegitu menarik selain Denny Siregar. Tidak ada status yang saya tunggu dan saya rindu untuk saya intip setiap harinya selain status yang dia tulis. Sebanyak ia tulis status di Twitter, sebanyak itu pula saya rindu membacanya.

Tetapi, dari sekian ribu status yang pernah ditulisnya, inilah satu-satunya status paling saya sukai, yang tak pernah digantinya sejak saya pertama kali saya membaca tulisannya: "Mereka yang Bukan Saudaramu Dalam Iman, Adalah Saudaramu Dalam Kemanusian." Ini status tidak biasa, inspirasional - tentang kehidupan dan kedamaian.

Lantas, apa hubungannya Denny Siregar dengan Gus Dur?

Di artikel saya yang sebelumnya, yang saya beri judul "Gus Dur; Suluh bagi Ruang yang Pernah Gelap", saya pernah menuliskan sedikit kisah hidup saya tentang bagaimana Gus Dur dan Ahok mengubah cara saya melihat agama dan mendefinisikan keberagaman.

Jika sebelumnya, dari mulai TK hingga perguruan tinggi, saya terus belajar dan mengumpulkan banyak referensi dan pengetahuan untuk mendalami Islam (fundamental) saja.

Saya menghabiskan hampir sepanjang usia saya untuk berpikir bahwa 'hanya' Islam fundamental-lah yang paling 'baik' untuk saya. Tetapi, ternyata, tiba-tiba ada kasus Ahok.

Sekali lagi, sejak kasus Ahok itu, sejak tahun 2014, tiba-tiba demo yang berjilid-jilid itu membuat gawai menjadi ramai. Setiap hari orang-orang ramai memperbincangkan sekat, dan label-label 'kamu bukanlah golonganku', 'kamu kafir' dan 'kamu salah'.

Sekat dan label itu terus dimuntahkan dan dihambur-hamburkan di panggung gawai. Saya tiba-tiba merasa eneg. Saya merasa mual! Setiap hari saya membaca berita yang itu-itu saja. Saya merasa rindu dan membutuhkan sesuatu yang berbeda dari pandangan yang didoktrikan dan diframingkan banyak orang selama ini.

Demikianlah sedikit kisah kebosanan saya yang terus-menerus, setidaknya, sampai akhirnya saya menemukan tulisan-tulisan Denny Siregar, termasuk statusnya yang tidak biasa dan inspirasional itu: "Mereka yang Bukan Saudaramu Dalam Iman, Adalah Saudaramu Dalam Kemanusian."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun